Gianyar (Antara Bali) - Turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) tidak berpengaruh terhadap tarif angkutan umum di Kabupaten Gianyar, Bali karena para sopir enggan menurunkan ongkos, karena harga premium di Bali masih tergolong mahal.

"Bagaimana kami mau turunkan tarif, harga premium di Bali paling mahal yakni Rp 7000 per liter," kata seorang sopir angkutan umum I Gusti Gede ketika ditemui di terminal Batubulan, Rabu.

Ia mengatakan, di kabupaten lain harga premium Rp 6.600/liter saja juga belum menurunkan tarif angkutan.

Keengganan para sopir menurunkan tarif angkutan umum, karena harga BBM di Bali mencapai Rp.7000/liter. Harga tersebut menjadi paling tinggi di Indonesia, disebabkan pengenaan PBBKB di Bali sebesar 10 persen.

Kondisi tersebut diakui Ketua Organinasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten. Gianyar Wayan Ari Semadi, bahwa hingga kini pihaknya belum berkoordinasi menganai turunnya tarif angkutan Umum.

Pihaknya rapat bersama instansi terkait mengenai kenaikan tarif angkutan saat pemerintah menetapkan harga premium menjadi Rp 8.500.

"Setelah BBM turun kami memang belum rapat, kalau nanti akan turun lagi mungkin kami akan rapat kembali terkait tarif angkutan umum," katanya.

Ari Semadi membeberkan tarif angkutan umum di kawasan Gianyar yang masih berlaku, dari kecamatan Gianyar menuju terminal Batubulalun dikenakan tarif Rp 10.000, dari Gianyar ke Tampaksiring dikenakan tarif Rp 8.000.

Sementara dari Terminal Batubulan menuju Amlapura dikenakan tarif Rp 20.000. " Tarif tersebut berlaku di seputaran Gianyar hingga kini, kalau dari terminal Ubung Denpasar seperti terminal Batubulan dan terminal Ubung tarif Rp 10.000, " paparnya. (WDY)

Pewarta: Oleh Putu Arthayasa

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015