Jayapura (Antara Bali) - Balai Arkeologi Jayapura, Papua, menemukan tradisi penguburan masa prasejarah yang hingga saat ini masih dilakukan oleh Suku Lani di Distrik Kelila, Kabupaten Mamberamo Tengah.

        "Penelitian arkeologi di Distrik Kelila,  Kabupaten Mamberamo Tengah, Papua, berhasil menemukan tradisi penguburan prasejarah yang masih berlangsung pada Suku Lani," kata staf peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura Hari Suroto di Kota Jayapura, Selasa.

        Dia menjelaskan tradisi penguburan prasejarah itu diawali dengan proses pembakaran jenazah. Sebelum pembakaran, terlebih dahulu dilaksanakan pesta memasak daging babi dengan cara bakar batu.

        "Jumlah babi yang dibunuh secara langsung menjadi tolok ukur tentang seberapa penting orang yang meninggal," katanya.

        Prosesi pembakaran jenazah, kata alumnus Universitas Udayana Bali itu, ditandai dengan penyiapan kayu bakar  dari jenis pohon Casuarina dengan jumlah yang cukup dan selanjutnya, disiapkan satu lubang dengan kedalaman sekitar satu meter.

         "Lubang ini digunakan sebagai kuburan untuk abu mayat," katanya.

         Ketika pembakaran akan dilaksanakan, kayu bakar yang telah didapatkan, disusun membentuk segi empat, berdekatan dengan lubang yang telah digali, dan kemudian mayat diletakkan dalam posisi duduk di atas tumpukan kayu.

         "Potongan-potongan kayu bakar disusun di atas mayat, sehingga mayat tidak terlihat lagi," katanya.

         Ia menjelaskan pembakaran mayat dilakukan dengan cara api pembakaran mayat disulut dari bagian atas susunan kayu bakar. Setelah selesai pembakaran mayat, tulang-tulang sisa pembakaran dikumpulkan.

         "Abu dan tulang dimasukkan ke dalam lubang yang telah dipersiapkan sebelumnya. Abu dan tulang dikuburkan di belakang rumah adat Honai dan diberi tanda batu sungai atau kayu," katanya.

        Ia menjelaskan ungkapan duka atas kematian seorang kerabat dilakukan oleh Suku Lani di Mamberamo Tengah biasanya melakukan dengan cara yang tidak lazim, yakni memotong salah satu dari sambungan ruas jari tangan perempuan dengan menggunakan kapak batu.

         "Mereka percaya bahwa arwah dari orang yang telah meninggal akan menghargai rasa sakit yang diderita atau duka cita mereka," katanya.

         Pemekaran Kabupaten Mamberamo Tengah pada 4 Januari 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008, bersama-sama dengan pembentukan lima kabupaten lainnya di Papua. Peresmiannya dilakukan oleh Mendagri Mardiyanto pada 21 Juni 2008. 

    Ibu Kota Kabupaten Mamberamo Tengah adalah Kobakma dengan bupati dan wakil bupati definitif pertama Ricky Ham Pagawak dan Yonas Kenelak. (WDY)

Pewarta: Oleh Alfian Rumagit

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015