Jakarta (Antara Bali) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan akan menggandeng Kongres Wanita Indonesia (Kowani) untuk mengatasi persoalan sosial yang terjadi di Tanah Air.
"Kowani merupakan kekuatan aliansi perempuan yang kuat, yang mempunyai kesejarahan kuat dalam integrasi bangsa," ujar Khofifah di Jakarta, Minggu.
Mensos menjelaskan perempuan biasanya lebih peka dalam persoalan sosial yang terjadi.
"Oleh karena itu, kami menggandeng Kowani. Mereka punya panti lansia, kami kerja sama juga dalam bidang rehabilitasi," terang dia.
Ketua Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, menyambut baik tawaran tersebut. Giwo mengatakan persoalan sosial terutama persoalan kaum perempuan semakin rumit.
Persoalan perempuan mulai dari kasus kejahatan seksual yang cenderung meningkat, KDRT, perdagangan manusia, tingkat kesehatan perempuan, belum maksimalnya pemberdayaan ekonomi perempuan, masih rendahnya rata-rata pendidikan perempuan dan sebagainya.
Disisi lain, peran perempuan dalam politik juga masih rendah. Angka keterwakilan perempuan dalam parlemen meski menunjukkan peningkatan, tetapi capaiannya belum sesuai harapan. Sehingga suara mereka dalam parlemen belum mampu memberikan sumbangan cukup signifikan bagi perjuangan kaum perempuan.
"Kami berharap bisa memberi sumbangsih dalam mengatas persoalan sosial ke depannya," harap Giwo. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kowani merupakan kekuatan aliansi perempuan yang kuat, yang mempunyai kesejarahan kuat dalam integrasi bangsa," ujar Khofifah di Jakarta, Minggu.
Mensos menjelaskan perempuan biasanya lebih peka dalam persoalan sosial yang terjadi.
"Oleh karena itu, kami menggandeng Kowani. Mereka punya panti lansia, kami kerja sama juga dalam bidang rehabilitasi," terang dia.
Ketua Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, menyambut baik tawaran tersebut. Giwo mengatakan persoalan sosial terutama persoalan kaum perempuan semakin rumit.
Persoalan perempuan mulai dari kasus kejahatan seksual yang cenderung meningkat, KDRT, perdagangan manusia, tingkat kesehatan perempuan, belum maksimalnya pemberdayaan ekonomi perempuan, masih rendahnya rata-rata pendidikan perempuan dan sebagainya.
Disisi lain, peran perempuan dalam politik juga masih rendah. Angka keterwakilan perempuan dalam parlemen meski menunjukkan peningkatan, tetapi capaiannya belum sesuai harapan. Sehingga suara mereka dalam parlemen belum mampu memberikan sumbangan cukup signifikan bagi perjuangan kaum perempuan.
"Kami berharap bisa memberi sumbangsih dalam mengatas persoalan sosial ke depannya," harap Giwo. (WDY)
Editor : I Gusti Bagus Widyantara
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015