Denpasar (Antara Bali) - Univeristas Udayana (UNUD), Denpasar, telah mengembangkan konverter bahan bakar minyak jenis gas atau "vehicle gas" untuk kepentingan riset yang potensial dikembangkan secara massal.
"Kami produksi konverter hanya untuk penelitian," kata Ketua Program Magister Teknik Mesin pada Pusat Penelitian Industri dan Energi Universitas Udayana, Prof I Gusti Bagus Wijaya Kusuma di Denpasar, Rabu.
Saat ini pihaknya telah memiliki empat konverter hasil produksi perguruan tinggi negeri itu baik untuk kebutuhan sepeda motor dan mobil.
Dia mengharapkan pemerintah memberikan tugas kepada beberapa lembaga pendidikan untuk membuat riset bersama terkait konverter sehingga hasilnya bisa diadopsi oleh perusahaan otomotif besar.
"Jika riset dikembangkan oleh institus pendidilan maka pengusaha diwajibkan menggunakan hasil tersebut sehingga ini bisa menekan harga," katanya.
Selama ini masyarakat atau pengusaha yang ingin menggunakan bahan bakar gas untuk kendaraannya menggunakan produk konverter impor sehingga harga satu konverter mencapai Rp18 juta.
Sedangkan untuk harga konverter produk lokal, lanjut dia, harganya tidak mencapai Rp2 juta. (DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami produksi konverter hanya untuk penelitian," kata Ketua Program Magister Teknik Mesin pada Pusat Penelitian Industri dan Energi Universitas Udayana, Prof I Gusti Bagus Wijaya Kusuma di Denpasar, Rabu.
Saat ini pihaknya telah memiliki empat konverter hasil produksi perguruan tinggi negeri itu baik untuk kebutuhan sepeda motor dan mobil.
Dia mengharapkan pemerintah memberikan tugas kepada beberapa lembaga pendidikan untuk membuat riset bersama terkait konverter sehingga hasilnya bisa diadopsi oleh perusahaan otomotif besar.
"Jika riset dikembangkan oleh institus pendidilan maka pengusaha diwajibkan menggunakan hasil tersebut sehingga ini bisa menekan harga," katanya.
Selama ini masyarakat atau pengusaha yang ingin menggunakan bahan bakar gas untuk kendaraannya menggunakan produk konverter impor sehingga harga satu konverter mencapai Rp18 juta.
Sedangkan untuk harga konverter produk lokal, lanjut dia, harganya tidak mencapai Rp2 juta. (DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015