Denpasar (Antara Bali) - Provinsi Bali yang menjadi daerah tujuan wisata dunia, masih memiliki sebanyak 151.924 keluarga miskin atau rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) yang dibantu dengan program beras miskin (Raskin).

"Alokasi pagu raskin untuk kabupaten/kota di Bali sudah diterima dari tim koordinasi Raskin Pusat, hanya saja realisasinya masih menunggu petunjuk lebih lanjut," kata Kepala Bulog Divisi Regional Bali I Wayan Budita di Denpasar, Selasa.

Pagu Raskin yang diterima tahun 2015 tercatat sebanyak 27.345 ton atau rata-rata 2.278 ton per bulan untuk sebanyak 151.924 RTS, jumlah itu sedikit bertambah jika dibandingkan tahun lalu 2.259 ton per bulan untuk 150.625 keluarga.

Bertambah pagu raskin tersebut sesuai pelaporan yang diterima dari pemerintah setempat, baik dari kabupaten/kota yang disampaikan lewat Provinsi Bali. Jumlah raskin yang direalisasikan ke kabupaten ada yang bertambah dan ada pula yang berkurang, kata dia.

Wayan Budita menambahkan realisasi raskin di Bali cukup lancar, apalagi masyarakat penerima salah satu keperluan pokok ini bisa secara berkelanjutan setiap bulan, dengan harga Rp1.600 per kg, karena harga tersebut sudah disubsidi pemerintah.

Bulog Divisi Regional Bali selama 2014 sudah merealisasikan raskin sebanyak 27.112 ton atau seratus persen dari pagu yang diberikan tim koordinasi Raskin Pusat tempo hari, dan pemberian beras tersebut diserap hingga ke desa-desa penerimanya.

Menyinggung masalah pembayaran Raskin oleh masyarakat cukup lancar, walau ada tunggakan jumlahnya relatif kecil dalam tenggang waktu tidak terlalu lama, sebab ada keyakinan bahwa ada "hukum karma" sehingga hutang harus tetap dibayar.

Ia mengakui dalam akhir tahun 2014 ada tunggakan pembayaran Raskin di Bali seluruhnya sebesar Rp626 juta, nilai itu setara dengan jumlah 391.750 kg beras, namun diyakini semua tunggakan itu akan terlunasi hingga pertengahan Januari ini.

"Saya yakin tunggakan pembelian beras murah itu dalam tempo singkat bisa dilunasinya," kata dia sambil menyebutkan bahwa pembelian beras oleh masyarakat kurang mampu tahun 2014 secepatnya bisa terlunasinya.

Keyakinan masyarakat bisa melunasi utangnya itu karena setiap RTS-PM semasih tercatat ada tunggakan, mereka dalam satu desa tidak akan diberikan beras murah selanjutnya sebelum tunggakannya terlunasi. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015