Denpasar (Antara Bali) - Bisnis waralaba di Indonesia semakin diminati oleh para investor domestik dan asing karena potensinya yang sangat menjanjikan.

Hal itu dikatakan General Manager Corporate Communication Alfamart, Nur Rachman, dalam keterangan pers di Denpasar, Sabtu.

"Hal ini membuat PT Sumber Alfaria Trijaya sebagai pengelola toko berjaringan Alfamart dan Alfamidi mengalami kebanjiran `demand` dari para investor," katanya.

Menurut dia, untuk pembukaan satu gerai baru Alfamart dengan konsep waralaba membutuhkan investasi tak kurang dari Rp400 juta.

"Sedangkan untuk investasi toko dengan sistem take over (ambil alih dari toko reguler) sedikitnya Rp600 juta," ujarnya.

Investasi tersebut mencakup renovasi, perlengkapan toko, instalasi listrik, pengurusan perizinan, dan "franchise fee" sebesar Rp45 juta belum termasuk investasi lahan dan bangunan.

"Franchise fee" tersebut diperbarui setiap lima tahun dengan royalti 0-4 persen tergantung penjualan. "BEP (Break Event Point) sekitar 3,5 tahun, sedangkan pembagian keuntungan pertama akan diterima `franchisee` setelah enam bulan pembukaan toko, selanjutnya akan diterima setiap tiga bulan sekali," ujarnya.

Selain itu, khusus gerai waralaba sebaiknya lahannya tidak menggunakan sistem sewa seperti halnya gerai reguler. "Biayanya akan lebih besar sebab harus membayar sewa tempat setiap lima tahunan dan dibayar di muka," ujarnya. (MFD)

Pewarta: Oleh Wira Suryantala

Editor : Mayolus Fajar Dwiyanto


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015