Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo menyatakan optimismenya terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015, terutama dengan adanya ruang
fiskal yang dinilai cukup besar dan fleksibel dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN).
"Ruang fiskal dalam APBN baik untuk memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi 2015," kata Presiden saat membuka perdagangan awal tahun di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat pagi.
Presiden juga menegaskan optimismenya dalam pertumbuhan ekonomi ke depan karena dalam APBN Perubahan yang akan diajukan pemerintahannya dalam waktu dekat ini, akan fokus pada pembangunan sejumlah proyek infrastruktur penting.
Hal itu, ujar Joko Widodo yang akrab dipanggil Jokowi, karena pembangunan beragam infrastruktur merupakan hal vital dalam menggerakkan roda perekonomian di suatu negara.
Kondisi perekonomian nasional 2015 diperkirakan menimbulkan kepastian berusaha sehingga pertumbuhan ekonomi bisa mencapai lima persen bahkan lebih tinggi lagi, kata Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Franciscus Welirang.
"Kondisi ekonomi makro yang lebih mendukung di tahun 2015, lebih menimbulkan kepastian berusaha dan kondusif sehingga mendorong pertumbuhan industri terigu tumbuh sama atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi," katanya pada Selasa (30/12).
Menurut dia, dengan sudah diumumkannya kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak beberapa waktu lalu, maka dunia usaha akan memulai tahun 2015 dengan lebih baik karena kondisi ekonomi diharap lebih stabil dibandingkan dengan tahun politik 2014.
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menutup perdagangan BEI akhir tahun 2014 di Jakarta, Selasa (30/12), menilai kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI yang positif sepanjang 2014 menandakan ekonomi di Tanah Air baik.
"Pertama, saya ingin menyampaikan sekali lagi penghargaan dan terima kasih bahwa hari ini kita menutup perdagangan IHSG kali ini dengan situasi yang lebih baik dengan pertumbuhan kedua terbaik di Asia Tenggara. Itu berarti harapan tentang ekonomi kita tentu sudah sangat baik," ujarnya.
Artinya, kata Jusuf Kalla yang akrab dipanggil JK, kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan pemerintah mendapat respons positif di tengah cukup banyaknya masalah yang terjadi. APBN akan terus diperbaiki sehingga kepercayaan investor akan lebih baik lagi.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah terus berupaya memperlebar ruang fiskal dengan mengoptimalkan penerimaan dan meningkatkan kualitas belanja negara.
"Penciptaan ruang fiskal yang lebih besar dilakukan melalui optimalisasi di sisi penerimaan maupun peningkatan `quality of spending` di sisi belanja," katanya dalam acara "Investor Gathering" Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Tahun 2014: Tantangan dan Strategi Pembiayaan Tahun 2015" di Jakarta, Rabu (3/12).
Ia mengatakan pemerintah akan terus berkonsentrasi pada upaya optimalisasi penerimaan, baik yang bersumber dari pajak maupun nonpajak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Ruang fiskal dalam APBN baik untuk memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi 2015," kata Presiden saat membuka perdagangan awal tahun di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat pagi.
Presiden juga menegaskan optimismenya dalam pertumbuhan ekonomi ke depan karena dalam APBN Perubahan yang akan diajukan pemerintahannya dalam waktu dekat ini, akan fokus pada pembangunan sejumlah proyek infrastruktur penting.
Hal itu, ujar Joko Widodo yang akrab dipanggil Jokowi, karena pembangunan beragam infrastruktur merupakan hal vital dalam menggerakkan roda perekonomian di suatu negara.
Kondisi perekonomian nasional 2015 diperkirakan menimbulkan kepastian berusaha sehingga pertumbuhan ekonomi bisa mencapai lima persen bahkan lebih tinggi lagi, kata Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Franciscus Welirang.
"Kondisi ekonomi makro yang lebih mendukung di tahun 2015, lebih menimbulkan kepastian berusaha dan kondusif sehingga mendorong pertumbuhan industri terigu tumbuh sama atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi," katanya pada Selasa (30/12).
Menurut dia, dengan sudah diumumkannya kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak beberapa waktu lalu, maka dunia usaha akan memulai tahun 2015 dengan lebih baik karena kondisi ekonomi diharap lebih stabil dibandingkan dengan tahun politik 2014.
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menutup perdagangan BEI akhir tahun 2014 di Jakarta, Selasa (30/12), menilai kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI yang positif sepanjang 2014 menandakan ekonomi di Tanah Air baik.
"Pertama, saya ingin menyampaikan sekali lagi penghargaan dan terima kasih bahwa hari ini kita menutup perdagangan IHSG kali ini dengan situasi yang lebih baik dengan pertumbuhan kedua terbaik di Asia Tenggara. Itu berarti harapan tentang ekonomi kita tentu sudah sangat baik," ujarnya.
Artinya, kata Jusuf Kalla yang akrab dipanggil JK, kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan pemerintah mendapat respons positif di tengah cukup banyaknya masalah yang terjadi. APBN akan terus diperbaiki sehingga kepercayaan investor akan lebih baik lagi.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah terus berupaya memperlebar ruang fiskal dengan mengoptimalkan penerimaan dan meningkatkan kualitas belanja negara.
"Penciptaan ruang fiskal yang lebih besar dilakukan melalui optimalisasi di sisi penerimaan maupun peningkatan `quality of spending` di sisi belanja," katanya dalam acara "Investor Gathering" Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Tahun 2014: Tantangan dan Strategi Pembiayaan Tahun 2015" di Jakarta, Rabu (3/12).
Ia mengatakan pemerintah akan terus berkonsentrasi pada upaya optimalisasi penerimaan, baik yang bersumber dari pajak maupun nonpajak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015