Jakarta (Antara Bali) - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan
mengurangi kursi kelas bisnis dari 12 kursi menjadi delapan kursi
sebagai upaya penurunan biaya operasional perseroan agar bisa tumbuh
lebih optimal pada 2015.
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo dalam jumpa pers di Cengkareng, Tangerang, Senin, mengatakan pengurangan jumlah kursi kelas bisnis bertujuan agar perseroan punya daya tahan dan daya saing terhadap persaingan pasar yang ketat, termasuk dengan "low cost carrier" (LCC/maskapai penerbangan berbiaya rendah).
"Kami memulainya dengan rekonfigurasi kompartemen yaitu mengurangi kursi kelas bisnis dari 12 menjadi delapan kursi," katanya.
Dengan mengurangi jumlah kursi kelas bisnis dari 12 unit menjadi delapan unit, perseroan diyakini bisa menyerap pasar yang lebih besar sekitar 15 - 20 persen karena akan terjadi peningkatan kapasitas kelas ekonomi.
"Dengan menurunkan cost per seat, kami punya peluang lebih untuk bisa bersaing dengan maskapai lain dengan kapasitas besar," ujarnya.
Mantan CEO Citilink itu menambahkan keputusan untuk mengurangi kursi kelas bisnis dilakukan sesuai hasil analisa perseroan.
Pasalnya, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, tingkat isian kelas bisnis hanya berkisar 40 -- 50 persen saja.
"Bahkan terakhir karena ada imbauan (pejabat pemerintahan dilarang gunakan penerbangan kelas bisnis) itu sempat jatuh hingga 30 persen tingkat isiannya," katanya.
Oleh karena itu, Arif mengatakan strategi bisnis ke depan adalah dengan memperbesar kapasitas kelas ekonomi dengan tetap memaksimalkan kelas bisnis.
"Ke depan kami harus turunkan cost per seat untuk bisa bersaing. Makanya kami memilih untuk membesarkan kapasitas ekonomi, tapi kelas bisnis tetap bisa kami maksimalkan," katanya.
Arif mengatakan pengurangan kursi kelas bisnis akan dilakukan secara bertahap mulai 2015 seiring dengan jadwal pemeliharaan (maintenance).
"Di tahap awal ada 24 pesawat yang kompatemennya dikurangi, khusus untuk tipe Boeing 737-800NG," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo dalam jumpa pers di Cengkareng, Tangerang, Senin, mengatakan pengurangan jumlah kursi kelas bisnis bertujuan agar perseroan punya daya tahan dan daya saing terhadap persaingan pasar yang ketat, termasuk dengan "low cost carrier" (LCC/maskapai penerbangan berbiaya rendah).
"Kami memulainya dengan rekonfigurasi kompartemen yaitu mengurangi kursi kelas bisnis dari 12 menjadi delapan kursi," katanya.
Dengan mengurangi jumlah kursi kelas bisnis dari 12 unit menjadi delapan unit, perseroan diyakini bisa menyerap pasar yang lebih besar sekitar 15 - 20 persen karena akan terjadi peningkatan kapasitas kelas ekonomi.
"Dengan menurunkan cost per seat, kami punya peluang lebih untuk bisa bersaing dengan maskapai lain dengan kapasitas besar," ujarnya.
Mantan CEO Citilink itu menambahkan keputusan untuk mengurangi kursi kelas bisnis dilakukan sesuai hasil analisa perseroan.
Pasalnya, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, tingkat isian kelas bisnis hanya berkisar 40 -- 50 persen saja.
"Bahkan terakhir karena ada imbauan (pejabat pemerintahan dilarang gunakan penerbangan kelas bisnis) itu sempat jatuh hingga 30 persen tingkat isiannya," katanya.
Oleh karena itu, Arif mengatakan strategi bisnis ke depan adalah dengan memperbesar kapasitas kelas ekonomi dengan tetap memaksimalkan kelas bisnis.
"Ke depan kami harus turunkan cost per seat untuk bisa bersaing. Makanya kami memilih untuk membesarkan kapasitas ekonomi, tapi kelas bisnis tetap bisa kami maksimalkan," katanya.
Arif mengatakan pengurangan kursi kelas bisnis akan dilakukan secara bertahap mulai 2015 seiring dengan jadwal pemeliharaan (maintenance).
"Di tahap awal ada 24 pesawat yang kompatemennya dikurangi, khusus untuk tipe Boeing 737-800NG," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014