Negara (Antara Bali) - Arus deras laut menghancurkan jaring nelayan di Kabupaten Jembrana, yang mencari ikan dengan menggunakan perahu jenis selerek hingga ke tengah laut.

"Kemarin saat hendak menarik jaring untuk tebaran yang kedua, arus deras membuat kami kesulitan. Saat dipaksakan, jaring langsung jebol sehingga ikan di dalamnya terbuang," kata Bisri, salah seorang tukang panggung atau nahkoda perahu di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jumat.

Ia mengatakan, saat musim hujan disertai angin kencang, kendala yang dihadapi nelayan yang menggunakan perahu berpasangan tersebut adalah arus deras, serta ombak besar.

Menurutnya, selain harus mempertahankan posisi perahu agar tidak tertarik oleh ombak maupun arus deras, kerja menarik jaring juga menjadi lebih berat.

"Padahal saat itu ikan banyak tertangkap jaring kami. Pada tebaran sebelumnya, kami berhasil menaikkan sepuluh ton ikan," ujarnya.

Saat jaring jebol ditarik arus serta beban ikan, ia bersama anak buahnya yang berjumlah sekitar 40 orang, terpaksa libur untuk memperbaiki alat tangkap tersebut.

Ia mengungkapkan, hancurnya jaring dengan penyebab yang sama sudah sering terjadi, dengan dampak penghasilan nelayan turun karena harus libur melaut sementara waktu.

Nelayan di Desa Pengambengan dan sekitarnya menggunakan perahu kayu berpasangan, yang oleh masyarakat lokal disebut perahu selerek.

Pasangan perahu ini satu diantaranya digunakan mengangkut jaring, dan satunya digunakan untuk menampung ikan yang tertangkap.

Saat hasil tangkapan melimpah sekitar tiga bulan terakhir, satu pasang perahu tersebut bisa berisi puluhan ton ikan jenis lemuru, yang sebagian besar dibeli oleh pabrik pengalengan ikan di desa setempat.

Nelayan yang menggunakan perahu jenis ini, biasanya beroperasi hingga ke tengah Selat Bali, bahkan hingga ke perairan Jimbaran, Denpasar, atau ke wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur tergantung banyaknya ikan.

Samsuri, salah seorang anak buah perahu mengatakan, saat arus deras disertai gelombang, mereka harus pintar memposisikan perahu termasuk menarik jaringnya agar tidak jebol.

"Tapi kalau arus terlalu deras, biasanya dengan cara apapun jaring tetap jebol. Kalau sudah seperti itu, kami menjadi rugi dan menyesal saat melihat ikan puluhan ton yang sudah di dalam jaring terlepas," katanya.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014