Tarakan (Antara Bali) - Pemerintah bakal memperkuat jumlah dan jenis armada
yang bakal dipergunakan untuk penindakan lingkup maritim seperti untuk
pemberantasan pencurian ikan di kawasan perairan Indonesia.
"Penindakan maritim sekarang ini masih bergantung kepada pesawat tempur Sukhoi," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto ketika ditemui saat Presiden Joko Widodo blusukan di kampung perikanan di Tarakan,Kalimantan Utara, Selasa.
Untuk itu, menurut Sekretaris Kabinet, jenis armada yang bakal diperkuat antara lain untuk transportasi udara adalah jenis pesawat amfibi yang dapat lepas landas di lautan.
Presiden, lanjutnya, juga telah mengemukakan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo untuk mencari tahu mengenai hal tersebut untuk bisa diproduksi oleh industri dalam negeri.
Namun, ia mengemukakan bahwa berapa jumlah pasti yang akan dilakukan pembelian masih belum dapat disebutkan secara pasti karena Badan Keamanan Laut (Bakamla) juga baru resmi dibentuk oleh Presiden.
"Bakamla baru dibentuk. Kami menunggu Bakamla berkoordinasi dgn tujuh instansi lainnya agar dapat bersinergi," katanya.
Dalam tahap perencanaan awal yang sifatnya masih tentatif, ungkap Andi, direncanakan akan dilakukan pembelian sekitar 147 kapal patroli laut yang akan diklasifikasikan menjadi kapal negara.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginginkan pemerintah pada 2015 dapat membeli kapal patroli sebanyak-banyaknya guna mendukung pengawasan lautan serta membantu upaya pemberantasan pencurian ikan di kawasan perairan Indonesia.
"Saya telah mengatakan kepada Menteri Keuangan (Bambang Sumantri Brodjonegoro,red) agar tahun depan dapat membeli kapal patroli sebanyak-banyaknya," kata Presiden Jokowi dalam peringatan Hari Nusantara 2014 di Kotabaru, Kalimantan Selatan, Senin (15/12).
Menurut Jokowi, pembelian armada kapal pengawas dalam jumlah besar sangat diperlukan guna menghentikan aksi pencuri ikan yang kerap "berpesta pora" menangkap ikan secara ilegal di kawasan perairan Indonesia.
Untuk itu, Presiden menegaskan bahwa aparat harus memiliki peralatan lengkap agar dapat menangkap seluruh kapal pencuri ikan.
"Kita harus menghentikannya. Begitu masuk perairan kita, langsung kejar. Tenggelamkan," katanya.
Namun, ia juga mengingatkan agar praktik penenggelaman kapal pencuri ikan juga harus sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Presiden juga mengingatkan bahwa saat ini hampir setiap hari ada kapal pencuri ikan yang ditangkap yang seharusnya setiap hari bisa semakin bertambah.
"Saat ditenggelamkan (kapal pencuri ikan) dua minggu lalu, ini baru peringatan pertama, ada peringatan kedua, tunggu saja," katanya.
Ia mengingatkan, pemerintah benar-benar serius dalam menjaga laut serta budaya maritim di Indonesia harus tetap dijaga dan dibangun.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Penindakan maritim sekarang ini masih bergantung kepada pesawat tempur Sukhoi," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto ketika ditemui saat Presiden Joko Widodo blusukan di kampung perikanan di Tarakan,Kalimantan Utara, Selasa.
Untuk itu, menurut Sekretaris Kabinet, jenis armada yang bakal diperkuat antara lain untuk transportasi udara adalah jenis pesawat amfibi yang dapat lepas landas di lautan.
Presiden, lanjutnya, juga telah mengemukakan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo untuk mencari tahu mengenai hal tersebut untuk bisa diproduksi oleh industri dalam negeri.
Namun, ia mengemukakan bahwa berapa jumlah pasti yang akan dilakukan pembelian masih belum dapat disebutkan secara pasti karena Badan Keamanan Laut (Bakamla) juga baru resmi dibentuk oleh Presiden.
"Bakamla baru dibentuk. Kami menunggu Bakamla berkoordinasi dgn tujuh instansi lainnya agar dapat bersinergi," katanya.
Dalam tahap perencanaan awal yang sifatnya masih tentatif, ungkap Andi, direncanakan akan dilakukan pembelian sekitar 147 kapal patroli laut yang akan diklasifikasikan menjadi kapal negara.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginginkan pemerintah pada 2015 dapat membeli kapal patroli sebanyak-banyaknya guna mendukung pengawasan lautan serta membantu upaya pemberantasan pencurian ikan di kawasan perairan Indonesia.
"Saya telah mengatakan kepada Menteri Keuangan (Bambang Sumantri Brodjonegoro,red) agar tahun depan dapat membeli kapal patroli sebanyak-banyaknya," kata Presiden Jokowi dalam peringatan Hari Nusantara 2014 di Kotabaru, Kalimantan Selatan, Senin (15/12).
Menurut Jokowi, pembelian armada kapal pengawas dalam jumlah besar sangat diperlukan guna menghentikan aksi pencuri ikan yang kerap "berpesta pora" menangkap ikan secara ilegal di kawasan perairan Indonesia.
Untuk itu, Presiden menegaskan bahwa aparat harus memiliki peralatan lengkap agar dapat menangkap seluruh kapal pencuri ikan.
"Kita harus menghentikannya. Begitu masuk perairan kita, langsung kejar. Tenggelamkan," katanya.
Namun, ia juga mengingatkan agar praktik penenggelaman kapal pencuri ikan juga harus sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Presiden juga mengingatkan bahwa saat ini hampir setiap hari ada kapal pencuri ikan yang ditangkap yang seharusnya setiap hari bisa semakin bertambah.
"Saat ditenggelamkan (kapal pencuri ikan) dua minggu lalu, ini baru peringatan pertama, ada peringatan kedua, tunggu saja," katanya.
Ia mengingatkan, pemerintah benar-benar serius dalam menjaga laut serta budaya maritim di Indonesia harus tetap dijaga dan dibangun.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014