Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia saat
ini kekurangan insiyur (ahli teknik), sehingga dikhawatirkan menjadi
kendala pembangunan infrastruktur besar-besaran yang akan mulai dibangun
2015 dan lima tahun mendatang.
"Ini yang kita khawatirkan, Kita akan menggarap infrastruktur, baik jalan tol, kereta api, dermaga, kemudian investor sudah masuk, ketakutan dan kekahwatiran kita kekurangan SDM di bidang teknik, ini yang agak sedikit kita khawatirkan," kata Presiden kepada wartawan di Pesawat Kepresidenan saat menuju tanah air.
Presiden mengatakan, mulai 2015 dan empat tahun ke depan proyek infrastruktur akan banyak yang dimulai.
Untuk itu, menurut Presiden yang juga insisnyur kehutanan tersebut, pemerintah tengah memikirkan upaya memenuhi kebutuhan para tenaga ahli di bidang teknik tersebut.
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, saat ini terdapat sekitar 70 ribu insinyur dan 20 ribu diantaranya bekerja di luar bidangnya.
"Kita kekurangan insinyur untuk pembangunan infrastruktur kita. Ini sedang kita hitung, dan kita khawatir hal ini," katanya.
Ia menambahkan, pemerintah berencanan akan mendorong fakultas-fakultas teknik dan memberikan insentif sehingga diharapkan mampu memasok jumlah ahli teknik yang lebih besar. Termasuk diantaranya memberikan beasiswa bagi mahasiswa fakultas teknik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Ini yang kita khawatirkan, Kita akan menggarap infrastruktur, baik jalan tol, kereta api, dermaga, kemudian investor sudah masuk, ketakutan dan kekahwatiran kita kekurangan SDM di bidang teknik, ini yang agak sedikit kita khawatirkan," kata Presiden kepada wartawan di Pesawat Kepresidenan saat menuju tanah air.
Presiden mengatakan, mulai 2015 dan empat tahun ke depan proyek infrastruktur akan banyak yang dimulai.
Untuk itu, menurut Presiden yang juga insisnyur kehutanan tersebut, pemerintah tengah memikirkan upaya memenuhi kebutuhan para tenaga ahli di bidang teknik tersebut.
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, saat ini terdapat sekitar 70 ribu insinyur dan 20 ribu diantaranya bekerja di luar bidangnya.
"Kita kekurangan insinyur untuk pembangunan infrastruktur kita. Ini sedang kita hitung, dan kita khawatir hal ini," katanya.
Ia menambahkan, pemerintah berencanan akan mendorong fakultas-fakultas teknik dan memberikan insentif sehingga diharapkan mampu memasok jumlah ahli teknik yang lebih besar. Termasuk diantaranya memberikan beasiswa bagi mahasiswa fakultas teknik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014