Negara (Antara Bali) - Warga penderita lumpuh, Ketut Subagia (50), dari Kelurahan Pendem, Kabupaten Jembrana tidak menerima program simpanan keluarga sejahtera, sebagai kompensasi kenaikan harga BBM.

Karena sakit yang dideritanya sejak kecil tersebut, untuk kebutuhan dan keperluan sehari-hari ia hanya mengandalkan bantuan dari saudara-saudaranya.

"Dulu ia tinggal bersama orang tua kami, tapi setelah keduanya meninggal kami yang mengajaknya," kata Ketut Sumerta, adik Subagia, saat ditemui dirumahnya, Minggu.

Ia mengatakan, kakaknya tersebut hanya bisa berbaring karena tangan dan kakinya tidak bisa digerakkan, sehingga untuk makan juga harus disuapi.

"Untuk mandi dan buang air juga harus kami bantu. Tapi dengan kondisi kakak saya yang seperti ini, kok tidak mendapat bantuan yang katanya ada setelah harga BBM baik," ujar warga Dusun Pancardawa ini.

Selain tidak mendapatkan dana kompensasi BBM yang dibagikan kantor POs, ia mengaku, juga belum mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), padahal kakaknya tersebut sering harus mendapatkan perawatan medis.

Karena dengan kondisinya sulit membawanya ke Puskesmas atau rumah sakit, Sumerta harus memanggil petugas medis ke rumahnya dengan biaya antara Rp30 ribu hingga Rp50 ribu.

"Dulu orang tua kami mendapatkan jatah beras miskin, tapi kami anak-anaknya tidak ada yang dapat, termasuk kakak saya ini," katanya.

Pengamatan di lokasi, rumah keluarga ini tergolong sederhana, dengan lantai tanah meskipun berdinding tembok batu bata, serta dapur berdinding gedek.

Kepala Dusun Pancardawa, Putu Sagung Suparwayasa saat dikonfirmasi mengatakan, saat orang tuanya masih hidup, Subagia masuk di kartu keluarga orang tuanya tersebut sehingga ikut terdaftar sebagai warga miskin.

"Tapi sejak orang tuanya meninggal, ia pindah sebagai anggota keluarga adiknya, dan adiknya tersebut tidak masuk keluarga miskin," katanya.

Namun menurutnya, warga ini pernah mendapatkan bantuan untuk orang cacat, sementara untuk program simpanan keluarga sejahtera sebagai kompensasi kenaikan harga BBM, ia belum tahu kalau Subagia tidak mendapatkannya.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014