London (Antara Bali) - Perusahaan Lion Group Indonesia menandatangani
kontrak pembelian 40 pesawat ATR72-600s buatan Prancis dan Italia yang
dilakukan Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana, di Istana Chigi,
Roma, Italia, Kamis.
Penandatanganan kontrak ini disaksikan langsung Perdana Menteri Italia Matteo Renzi dan KUAI KBRI Roma, demikian Minister Counsellor Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Roma, Nindarsari Utomo kepada Antara London, Jumat.
Dengan pembelian 40 tambahan pesawat ini, maka total pesawat ATR turboprops yang dibeli perusahaan Lion Group menjadi 100 pesawat. Hal ini semakin mengokohkan posisi Lion Air sebagai pembeli pesawat ATR terbesar berdasarkan pemesanan pesawat untuk saat ini.
Pesawat ATR72 merupakan hasil produksi dari perusahaan patungan yang dibentuk Aerospatiale (sekarang Airbus Group dengan kantor pusat di Toulouse, Prancis) dan Aeritalia (sekarang Alenia Aermacchi, bagian dari kelompok Finmeccanica, dengan kantor pusat di Italia) pada 1981.
PM Renzi mengatakan penandantanganan pembelian pesawat ATR-72 ini oleh Perusahaan Lion Group Indonesia merupakan peristiwa luar biasa bagi Italia. Penandatanganan tersebut menandai realisasi kemitraan kerja sama jangka panjang sebagai "strategic alliance in the future".
Melihat potensi yang ada di Indonesia, dia menyampaikan penandatanganan kontrak pembelian ATR berikutnya tidak akan dilakukan di Prancis atau Italia tapi bisa dilakukan di Indonesia.
CEO ATR Patrick de Castelbajac mengatakan perkembangan ATR sebagai pesawat terunggul berjenis turboprops di kelasnya pada skala global memiliki 80 persen pasar global.
Pembelian ATR oleh Lion Group Indonesia saat ini merupakan batu loncatan yang luar biasa bagi ATR, terutama tidak hanya dikarenakan jumlah yang banyak tetapi merupakan pertama kalinya pesawat ATR dibeli sampai 100 buah oleh seorang pengusaha.
ATR merasa terhormat atas pembelian yang dilakukan Lion Air dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Indonesia yang yang dalam lima tahun terakhir memiliki jumlah penduduk 250 juta orang, pertumbuhan ekonomi 6,5 persen selama lima tahun terakhir dengan 17.000 pulau.
ATR percaya kehadirannya tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tetapi juga membantu masyarakat Indonesia untuk terbang.
Presiden Direktur Lion Group Indonesia Rusdi Kirana mengatakan potensi Indonesia dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa dengan 60 persen adalah generasi muda.
Ia juga percaya di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang akan membangun lebih banyak pelabuhan laut dan udara dengan mengundang berbagai investor asing. Oleh karena itu pembelian ATR mutlak diperlukan.
Dijelaskan Lion Air tidak hanya membeli pesawat jenis ATR tetapi juga pesawat jenis Airbus dan Boeing, ia juga mengucapkan terima kasih kepada institusi keuangan di Eropa dan beberapa bank komersial dalam membantu kesuksesan pembelian pesawat .
Dalam kesempatan terpisah Rusdi Kirana menyatakan harapan dalam jangka panjang Indonesia dapat memproduksi sendiri pesawat komersial yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Pesawat jenis ATR 72 ini tergolong ke dalam jenis pesawat hemat biaya untuk kategori pesawat dengan penerbangan jarak pendek. Desain pesawat merupakan pesawat berjenis sayap-tinggi, memiliki turboprops ganda sehingga sangat efisien, fleksibel pengoperasiannya dan memberikan kenyamanan kepada penumpang.
Saat ini, ATR menjadi patokan untuk pesawat turboprops regional dengan penjualan melebihi 1.400 pesawat, lebih dari 180 operator di 90 negara dengan total siklus sekitar 25 juta. Pesawat ATR juga menjadi penggagas transportasi regional dimana setiap dua belas detik, sebuah ATR lepas landas di suatu tempat di seluruh dunia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Penandatanganan kontrak ini disaksikan langsung Perdana Menteri Italia Matteo Renzi dan KUAI KBRI Roma, demikian Minister Counsellor Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Roma, Nindarsari Utomo kepada Antara London, Jumat.
Dengan pembelian 40 tambahan pesawat ini, maka total pesawat ATR turboprops yang dibeli perusahaan Lion Group menjadi 100 pesawat. Hal ini semakin mengokohkan posisi Lion Air sebagai pembeli pesawat ATR terbesar berdasarkan pemesanan pesawat untuk saat ini.
Pesawat ATR72 merupakan hasil produksi dari perusahaan patungan yang dibentuk Aerospatiale (sekarang Airbus Group dengan kantor pusat di Toulouse, Prancis) dan Aeritalia (sekarang Alenia Aermacchi, bagian dari kelompok Finmeccanica, dengan kantor pusat di Italia) pada 1981.
PM Renzi mengatakan penandantanganan pembelian pesawat ATR-72 ini oleh Perusahaan Lion Group Indonesia merupakan peristiwa luar biasa bagi Italia. Penandatanganan tersebut menandai realisasi kemitraan kerja sama jangka panjang sebagai "strategic alliance in the future".
Melihat potensi yang ada di Indonesia, dia menyampaikan penandatanganan kontrak pembelian ATR berikutnya tidak akan dilakukan di Prancis atau Italia tapi bisa dilakukan di Indonesia.
CEO ATR Patrick de Castelbajac mengatakan perkembangan ATR sebagai pesawat terunggul berjenis turboprops di kelasnya pada skala global memiliki 80 persen pasar global.
Pembelian ATR oleh Lion Group Indonesia saat ini merupakan batu loncatan yang luar biasa bagi ATR, terutama tidak hanya dikarenakan jumlah yang banyak tetapi merupakan pertama kalinya pesawat ATR dibeli sampai 100 buah oleh seorang pengusaha.
ATR merasa terhormat atas pembelian yang dilakukan Lion Air dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Indonesia yang yang dalam lima tahun terakhir memiliki jumlah penduduk 250 juta orang, pertumbuhan ekonomi 6,5 persen selama lima tahun terakhir dengan 17.000 pulau.
ATR percaya kehadirannya tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tetapi juga membantu masyarakat Indonesia untuk terbang.
Presiden Direktur Lion Group Indonesia Rusdi Kirana mengatakan potensi Indonesia dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa dengan 60 persen adalah generasi muda.
Ia juga percaya di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang akan membangun lebih banyak pelabuhan laut dan udara dengan mengundang berbagai investor asing. Oleh karena itu pembelian ATR mutlak diperlukan.
Dijelaskan Lion Air tidak hanya membeli pesawat jenis ATR tetapi juga pesawat jenis Airbus dan Boeing, ia juga mengucapkan terima kasih kepada institusi keuangan di Eropa dan beberapa bank komersial dalam membantu kesuksesan pembelian pesawat .
Dalam kesempatan terpisah Rusdi Kirana menyatakan harapan dalam jangka panjang Indonesia dapat memproduksi sendiri pesawat komersial yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Pesawat jenis ATR 72 ini tergolong ke dalam jenis pesawat hemat biaya untuk kategori pesawat dengan penerbangan jarak pendek. Desain pesawat merupakan pesawat berjenis sayap-tinggi, memiliki turboprops ganda sehingga sangat efisien, fleksibel pengoperasiannya dan memberikan kenyamanan kepada penumpang.
Saat ini, ATR menjadi patokan untuk pesawat turboprops regional dengan penjualan melebihi 1.400 pesawat, lebih dari 180 operator di 90 negara dengan total siklus sekitar 25 juta. Pesawat ATR juga menjadi penggagas transportasi regional dimana setiap dua belas detik, sebuah ATR lepas landas di suatu tempat di seluruh dunia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014