Tabanan (Antara Bali) -Pemerintah Kabupaten Tabanan, Bali kini memiliki maskot dengan diresmikannya Tari Bungan Sandat Serasi oleh bupati setempat Putu Eka Wiryastuti di Taman Kota Tabanan, Rabu malam.

Bupati Eka Wiryastuti menjelaskan, dipilihnya bungan sandat serasi sebagai maskot Tabanan, karena mempunyai hubungan yang erat dengan ritual keagamaan umat Hindu dan kehidupan manusia.

Berlandaskan konsep "Tri Hita Karana yakni hubungan yang harmonis dan serasi sesama manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, bunga sandat serasi yang memiliki warna hijau tersebut berkaitan dengan keagungan, keharuman dan keindahan.

Disebut simbol keagungan, karena dalam konsep "parhyangan", bunga sandat digunakan untuk persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan merias pratima," ujar Bupati Eka.

Ia menambahkan, simbol keharuman, dalam konsep "pawongan", bunga sandat sering digunakan dalam ritual manusia yadnya untuk rias agung, yang mencerminkan perilaku yang baik antarmanusia.

Sementara simbol keindahan, dalam konsep "palemahan", bunga sandat sering ditanam di pekarangan rumah, yang merupakan perwujudan keharmonisan dengan lingkungan.

Bupati Eka memberikan, apresiasi karena tari yang disuguhkan ratusan siswi dari SMP dan SMA/SMK se Kabupaten Tabanan begitu gemulai dan indah, sehingga menjadi menjadi suatu kebanggaan, karena Tabanan selama ini belum memiliki maskot yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat.

"Bunga sandat memiliki filosofi yang luar biasa. Selain wanginya yang tahan lama, kita sebagai mahluk sosial hendaknyalah bermanfaat untuk orang lain," ujar Bupati Eka.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tabanan Putu Santika menjelaskan, tujuan pementasan seni tari dan musik untuk mengembangkan, menyebarluaskan dan memanfaatkan tari bungansandat serasi dijajaran pendidikan dan masyarakat sebagai implementasi kurikulum 2013 yang berbasis saintifiks (aktivitas, terpadu, terintergrasi dan tematis)

"Saya berharap, proses berkesenian mampu mempresentasikan rasa estetik demi terwujudnya pembentukan karakter yakni memperhalus budi manusia dan untuk kepentingan ritual, ekonomi dan pariwisata," ujarnya. (MFD)

Pewarta: oleh I Nyoman Suartana

Editor : Mayolus Fajar Dwiyanto


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014