Washington (Antara Bali/AFP) - Beberapa ahli pada Senin mengatakan bahwa pengujian reguler terhadap tingkat vitamin D tidak terbukti bermanfaat atau berbahaya, meski terdapat peringatan dalam penelitian sebelumnya terkait dampak berbahaya kekurangan vitamin D pada orang dewasa.

Beberapa studi menemukan bahwa kekurangan vitamin tersebut dapat meningkatkan risiko patah tulang, penyakit jantung, kanker usus, diabetes, depresi, penyakit Alzheimer dan kematian.

Namun, Preventative Services Task Force Amerika Serikat (USPSTF) menyebutkan tidak ada bukti bahwa kekurangan vitamin D yang dites secara reguler menurunkan risiko kesehatan.

“Bukti saat ini tidak cukup untuk menilai keseimbangan manfaat dan bahaya pemeriksaan kekurangan vitamin D pada orang dewasa yang tidak menunjukkan gejala,” ungkap USPSTF dalam sebuah pernyataan.

“Kami tidak menemukan bukti langsung pada dampak pemeriksaan kekurangan vitamin D dengan tidak adanya pemeriksaan terhadap kondisi kesehatan.”

Para ahli dari panel federal mengatakan bahwa pengujian harus dilakukan pada basis kasus per kasus dan tidak boleh dilakukan secara universal.

Orang-orang mendapatkan vitamin D dari sinar matahari dan dari ikan berlemak seperti salmon, tuna atau makarel, serta susu, telur dan keju. Vitamin D juga tersedia dalam bentuk suplemen dan merupakan komponen penting untuk kesehatan tulang dan kekuatan otot.

Laporan pada 2010 dari US Institute of Medicine menyimpulkan bahwa vitamin D penting bagi kesehatan tulang namun tidak menemukan bahwa kekurangan vitamin tersebut menimbulkan penyakit. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014