Denpasar (Antara Bali) - Harga kopi jenis arabika di tingkat petani di Kabupaten Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Badung, Bali, naik akibat minimnya persediaan.

"Harga kopi di daerah ini memang naik di tingkat petani mencapai rata-rata Rp50.000 per kilogram, tetapi sayangnya masyarakat tidak memiliki barang yang dijual akibat panen kurang baik sebagai dampak dari musim kemarau panjang," kata Made Sadia petani asal Kintamani, Kabupaten Bangli, Selasa.

Selama ini kopi produksi Kintamani diekspor ke Jepang, Prancis, dan Australia. Namun sekarang agak berkurang akibat produksi melorot karena musim kemarau.

Menurut dia, petugas Dinas Perkebunan Provinsi Bali sudah banyak memberikan bimbingan dan pembinaan untuk bisa memproduksi buah kopi berkualitas terbaik agar petani mampu memperoleh harga yang bagus di pasaran dalam dan luar negeri.

Kepala Disbun Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar membenarkan bahwa harga hasil perkebunan di tingkat petani di daerahnya mengalami peningkatan menjadi Rp53.000 per kilogram pada pekan ketiga November 2014 jika dibandingkan awal Januari 2014 yang tercatat Rp34.000 per kilogram.

Harga kopi arabika dan robusta selama tahun ini memang terus mengalami kenaikan, termasuk hasil budi daya lainnya, seperti kakao, vanili, mente, dan tembakau yang semuanya sudah memasuki pasar ekspor.

Perolehan devisa dari kopi mampu menembus angka satu juta dolar AS selama Januari-Agustus 2014 hasil pengapalan sebanyak 117 ton.

Sesuai catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, perolehan devisa salah satu hasil perkebunan naik hingga 757 persen dari periode sama 2013 hanya menghasilkan 92 ribu dolar AS, sedangkan volume naik 1.069 persen dari pengapalan 10 ton tahun lalu. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014