Denpasar (Antara Bali) - Provinsi Bali pada 2015 direncanakan mendapat tambahan 30 armada bus dari Kementerian Perhubungan untuk mengisi koridor baru angkutan Trans Sarbagita.
"Kalau datang busnya, maka akan dikembangkan untuk koridor 6, yakni melayani jurusan Mengwi-Ubung-Benoa," kata Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi (Infokom) Provinsi Bali Ketut Artika, di Denpasar, Selasa.
Ia mengemukakan, Bali kembali akan mendapatkan bantuan bus karena kawasan Sarbagita (Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan) merupakan salah satu kawasan aglomerasi di Indonesia.
Sebanyak 30 bus yang akan diberikan untuk Bali itu, tambah dia, merupakan bus dengan ukuran besar atau berkapasitas 50 penumpang.
"Namun kepastian apakah bus tersebut nantinya akan dikelola Pemprov Bali ataukah diserahkan kepada operator lain seperti Damri, itu kami belum tahu. Yang jelas, pada 2015, bus tersebut katanya untuk Bali," ucap Artika.
Pihaknya sebenarnya menginginkan juga bantuan bus berukuran sedang dengan kapasitas penumpang 35 orang yakni untuk 21 orang duduk dan sisanya berdiri.
Hingga saat ini, ujar dia, untuk angkutan Trans Sarbagita masih menggunakan 25 bus yang juga merupakan bantuan pemerintah pusat. Bus-bus tersebut untuk melayani penumpang pada koridor 1 dan koridor 2 yang sudah dibuka dari beberapa tahun lalu.
Koridor 1 yang melayani rute Denpasar-Kampus Unud Jimbaran-Garuda Wisnu Kencana-Denpasar, diisi dengan 10 unit bus berukuran sedang, sedangkan koridor 2 dengan rute Batubulan-Nusa Dua-Batubulan menggunakan bus berukuran besar sebanyak 15 unit.
Terkait dengan adanya keluhan masyarakat yang terkadang waktu tunggu kedatangan bus di halte lebih dari 15 menit, Artika mengatakan hal tersebut disebabkan karena bus mengalami sejumlah hambatan di jalan seperti kemacetan dan adanya ritual dari masyarakat.
Meskipun demikian, ujar Artika, dari sisi tingkat muat bus dari tahun ke tahun sudah mengalami peningkatan yakni dari 15 persen yang ditargetkan pada tahun awal sekarang sudah 30 persen. "Bahkan pada jam-jam tertentu, khususnya waktu pagi di koridor 1 itu selalu penuh digunakan mahasiswa dan dosen Universitas Udayana menuju kampus Jimbaran," katanya.
Pemprov Bali, lanjut dia, hingga saat ini masih memberikan subsidi dalam bentuk pemberian layanan Trans Sarbagita karena jika diswastanisasi mereka tentu menghitung pasar apakah menguntungkan atau tidak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kalau datang busnya, maka akan dikembangkan untuk koridor 6, yakni melayani jurusan Mengwi-Ubung-Benoa," kata Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi (Infokom) Provinsi Bali Ketut Artika, di Denpasar, Selasa.
Ia mengemukakan, Bali kembali akan mendapatkan bantuan bus karena kawasan Sarbagita (Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan) merupakan salah satu kawasan aglomerasi di Indonesia.
Sebanyak 30 bus yang akan diberikan untuk Bali itu, tambah dia, merupakan bus dengan ukuran besar atau berkapasitas 50 penumpang.
"Namun kepastian apakah bus tersebut nantinya akan dikelola Pemprov Bali ataukah diserahkan kepada operator lain seperti Damri, itu kami belum tahu. Yang jelas, pada 2015, bus tersebut katanya untuk Bali," ucap Artika.
Pihaknya sebenarnya menginginkan juga bantuan bus berukuran sedang dengan kapasitas penumpang 35 orang yakni untuk 21 orang duduk dan sisanya berdiri.
Hingga saat ini, ujar dia, untuk angkutan Trans Sarbagita masih menggunakan 25 bus yang juga merupakan bantuan pemerintah pusat. Bus-bus tersebut untuk melayani penumpang pada koridor 1 dan koridor 2 yang sudah dibuka dari beberapa tahun lalu.
Koridor 1 yang melayani rute Denpasar-Kampus Unud Jimbaran-Garuda Wisnu Kencana-Denpasar, diisi dengan 10 unit bus berukuran sedang, sedangkan koridor 2 dengan rute Batubulan-Nusa Dua-Batubulan menggunakan bus berukuran besar sebanyak 15 unit.
Terkait dengan adanya keluhan masyarakat yang terkadang waktu tunggu kedatangan bus di halte lebih dari 15 menit, Artika mengatakan hal tersebut disebabkan karena bus mengalami sejumlah hambatan di jalan seperti kemacetan dan adanya ritual dari masyarakat.
Meskipun demikian, ujar Artika, dari sisi tingkat muat bus dari tahun ke tahun sudah mengalami peningkatan yakni dari 15 persen yang ditargetkan pada tahun awal sekarang sudah 30 persen. "Bahkan pada jam-jam tertentu, khususnya waktu pagi di koridor 1 itu selalu penuh digunakan mahasiswa dan dosen Universitas Udayana menuju kampus Jimbaran," katanya.
Pemprov Bali, lanjut dia, hingga saat ini masih memberikan subsidi dalam bentuk pemberian layanan Trans Sarbagita karena jika diswastanisasi mereka tentu menghitung pasar apakah menguntungkan atau tidak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014