Badung (Antara Bali) - Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, memanen perdana varietas padi unggul unggul yang merupakan hasil rekayasa Iptek Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).
"Dalam rangka meningkatkan produktivitas padi jenis varietas benih yang ditanam sangat menentukan sehingga perlu terus dikembangkan dan diperkenalkan kepada masyarakat tani," kata Wakil Bupati Badung, I Made Sudiana di sela-sela panen perdana di Abiansemal, Selasa.
Menurut dia, pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Badung merupakan salah satu program prioritas disamping sektor pariwisata dan industri kecil.
Hal itu sejalan dengan lima prinsip dasar pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Badung yang meliputi aspek pertumbuhan, kesempatan kerja, pengentasan kemiskinan, pelestarian lingkungan hidup, dan budaya.
Pembangunan sektor pertanian sangat sejalan dengan kelima strategi atau prinsip dasar pembangunan tersebut. Di samping itu, dari aspek kuantitatif, saat ini ada sekitar 32.975 rumah tangga petani di Kabupaten Badung yang masih menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian di tengah pesatnya pembangunan di bidang pariwisata.
Mantan anggota DPRD Badung itu menlai pemerintah setempat sangat serius terhadap pembangunan pertanian, khususnya pertanian tanaman pangan yang berbasis kelembagaan subak.
Di sektor hulu seluruh subak yang berjumlah 119 subak, dengan luas areal 10.144 Hektare telah menerima dana penguatan modal, perbaikan jalan usaha tani dan saluran irigasi.
Dalam proses produksi, petani mendapatkan bantuan dan subsidi benih, pupuk, pestisida, alat mesin pertanian dan bimbingan dalam pengolahan dan pemasaran hasil.
Sedangkan di bagian hilir, disiapkan dana untuk membeli gabah petani dalam rangka stabilitas harga, juga memenuhi beras pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab Badung yang rata-rata mencapai 60 ton setiap bulannya.
Sebagai basis budaya, subak juga mendapatkan bimbingan dan pembinaan adat dan budaya melalui kegiatan lomba subak yang rutin dilakukan setiap tahun.
Pertanian adalah sumber budaya yang juga merupakan roh dari pariwisata yang saat ini sangat dirasakan hasil dan dampaknya, oleh karena itu Pemkab Badung dalam menyusun dan mengambil kebijakan publik, sektor pertanian selalu ditempatkan sebagai prioritas yang harus mendapatkan manfaat atau insentif yang optimal.
Sementara itu, Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra Pemerov Bali, I Ketut Wija menyampaikan bahwa Bali memiliki corak perekonomian yang berbeda dengan daerah lain, dimana PDRB Bali didukung oleh tiga sektor utama yaitu pertanian, pariwisata, dan sektor jasa, termasuk industri kecil dan kerajinan.
"Sektor pertanian sesungguhnya menjadi inti dari pergerakan ekonomi Bali. Pariwisata Bali yang berlandaskan atas adat dan budaya tidak dapat dipisahkan dengan budaya pertanian yang dijiwai oleh Tri Hita Karana sehingga pembangunan pertanian termasuk didalamnya ketahanan pangan akan tetap menjadi prioritas pembangunan Bali, walaupun alih fungsi lahan tidak dapat dihindari," ujarnya.
Selanjutnya sektor pertanian tidak saja sebagai penghasil pangan untuk kebutuhan masyarakat, akan tetapi juga memiliki fungsi yang lebih luas yang dikenal dengan multi fungsi pertanian yaitu fungsi pelestarian lingkungan, pemeliharaan adat, budaya dan kehidupan pedesaan, penyediaan lapangan kerja serta fungsi penghasil jasa lainnya yang tidak dapat diukur secara nyata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Dalam rangka meningkatkan produktivitas padi jenis varietas benih yang ditanam sangat menentukan sehingga perlu terus dikembangkan dan diperkenalkan kepada masyarakat tani," kata Wakil Bupati Badung, I Made Sudiana di sela-sela panen perdana di Abiansemal, Selasa.
Menurut dia, pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Badung merupakan salah satu program prioritas disamping sektor pariwisata dan industri kecil.
Hal itu sejalan dengan lima prinsip dasar pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Badung yang meliputi aspek pertumbuhan, kesempatan kerja, pengentasan kemiskinan, pelestarian lingkungan hidup, dan budaya.
Pembangunan sektor pertanian sangat sejalan dengan kelima strategi atau prinsip dasar pembangunan tersebut. Di samping itu, dari aspek kuantitatif, saat ini ada sekitar 32.975 rumah tangga petani di Kabupaten Badung yang masih menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian di tengah pesatnya pembangunan di bidang pariwisata.
Mantan anggota DPRD Badung itu menlai pemerintah setempat sangat serius terhadap pembangunan pertanian, khususnya pertanian tanaman pangan yang berbasis kelembagaan subak.
Di sektor hulu seluruh subak yang berjumlah 119 subak, dengan luas areal 10.144 Hektare telah menerima dana penguatan modal, perbaikan jalan usaha tani dan saluran irigasi.
Dalam proses produksi, petani mendapatkan bantuan dan subsidi benih, pupuk, pestisida, alat mesin pertanian dan bimbingan dalam pengolahan dan pemasaran hasil.
Sedangkan di bagian hilir, disiapkan dana untuk membeli gabah petani dalam rangka stabilitas harga, juga memenuhi beras pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab Badung yang rata-rata mencapai 60 ton setiap bulannya.
Sebagai basis budaya, subak juga mendapatkan bimbingan dan pembinaan adat dan budaya melalui kegiatan lomba subak yang rutin dilakukan setiap tahun.
Pertanian adalah sumber budaya yang juga merupakan roh dari pariwisata yang saat ini sangat dirasakan hasil dan dampaknya, oleh karena itu Pemkab Badung dalam menyusun dan mengambil kebijakan publik, sektor pertanian selalu ditempatkan sebagai prioritas yang harus mendapatkan manfaat atau insentif yang optimal.
Sementara itu, Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra Pemerov Bali, I Ketut Wija menyampaikan bahwa Bali memiliki corak perekonomian yang berbeda dengan daerah lain, dimana PDRB Bali didukung oleh tiga sektor utama yaitu pertanian, pariwisata, dan sektor jasa, termasuk industri kecil dan kerajinan.
"Sektor pertanian sesungguhnya menjadi inti dari pergerakan ekonomi Bali. Pariwisata Bali yang berlandaskan atas adat dan budaya tidak dapat dipisahkan dengan budaya pertanian yang dijiwai oleh Tri Hita Karana sehingga pembangunan pertanian termasuk didalamnya ketahanan pangan akan tetap menjadi prioritas pembangunan Bali, walaupun alih fungsi lahan tidak dapat dihindari," ujarnya.
Selanjutnya sektor pertanian tidak saja sebagai penghasil pangan untuk kebutuhan masyarakat, akan tetapi juga memiliki fungsi yang lebih luas yang dikenal dengan multi fungsi pertanian yaitu fungsi pelestarian lingkungan, pemeliharaan adat, budaya dan kehidupan pedesaan, penyediaan lapangan kerja serta fungsi penghasil jasa lainnya yang tidak dapat diukur secara nyata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014