Surabaya (Antara Bali) - Ketua Umum Forum Pemuda Pelopor Nasional (FPPN) Rita Widyasari meminta Presiden Joko Widodo memusatkan peringatan Hari Pahlawan di Surabaya karena pertempuran 10 November memang terjadi di Kota Pahlawan ini.

"Jika sebelumnya peringatan Hari Pahlawan selalu dipusatkan di Kalibata, Jakarta, maka sepatutnya Presiden Jokowi mengalihkan puncak peringatan Hari Pahlawan di Kota Surabaya sesuai fakta sejarah yang ada," katanya di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, ide, usul dan permintaan itu sudah disampaikan masyarakat Surabaya sejak tahun 2011, namun Forum Pemuda Pelopor Nasional masih menganggap usulan itu perlu disuarakan lagi karena Presiden Jokowi dikenal dengan "Revolusi Mental"-nya.

"Itu akan menjadi teladan baru bagi kalangan pemuda dalam meningkatkan wawasan kebangsaan mereka dan mengembalikan jati diri karakter bangsa bahwa pemimpin saat ini juga sangat menghormati sejarah," katanya.

Ia menilai jika Presiden Jokowi menjadi Inspektur Upacara di Surabaya, maka masyarakat dan para pemuda kembali akan diingatkan dengan peristiwa bersejarah di masa lalu.

Selain manfaat kesejarahan, katanya, manfaat dijadikannya Surabaya sebagai pusat peringatan Hari Pahlawan akan menjadikan kota ini sebagai destinasi baru wisata sejarah dalam skala nasional dengan penataan beberapa lokasi bersejarah.

Selain itu, peringatan Hari Pahlawan juga merupakan kesempatan baik untuk selalu memupuk tenggang rasa akan cinta Tanah Air.

Dalam siaran pers FPPN yang diterima Antara, rangkaian kegiatan Hari Pahlawan di Surabaya adala Wisata Heroik (1-30/11), fun bike di Balai Kota (7/11), pemecahan rekor MURI tentang gerak dan nada lansia di Stadion Gelora 10 November Tambaksari (8-9/11), drama kolosal Surabaya Membara (9/11), Pawai Surabaya Juang (9/11), dan lomba lari 10-K di Kampus C Unair (30/11). (WDY)

Pewarta: Oleh Edy M Yakub

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014