Amlapura (Antara Bali) - Sekitar 15 hektare lahan hutan di lereng Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali yang berlokasi di wilayah hutan Gunung Abang Agung, Dusun Kedampal, Desa Datah, Kabupaten Karangasem terbakar.
"Lalapan si jago merah terjadi sejak Sabtu (1/11) hingga kini belum berhasil ditangani akibat lokasinya jauh di puncak gunung," kata Petugas Polisi Hutan Abang I Nyoman Dadi ketika dihubungi Antara di Amlapura, Senin.
Informasi yang dikumpulkan, kepulan asap kebakaran mulai terlihat sejak Sabtu (1/11) pukul 09.00 Wita. Saat itu hanya terlihat dua titik api, namun karena angin bertiup kencang, api dengan cepat menyebar membakar semak-semak maupun pohon.
Petugas polisi hutan Abang bersama masyarakat tidak bisa berbuat banyak meski sudah sempat berada di titik api.
I Nyoman Dadi mengatakan tiupan angin disertai dengan panas yang cukup menyengat membuat api tidak bisa dikendalikan.
Bahkan, petugas dan warga kebingungan karena api secara cepat menghanguskan pepohonan.
"Petugas dan warga berusaha memadamkan api, karena tiupan angin kencang api tidak bisa dipadamkan," katanya.
Ia mengatakan sejak pagi hari, petugas yang terdiri atas aparat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, polisi hutan, serta warga hanya melakukan pemantauan dari bawah.
Lahan yang terbakar selain semak-semak, juga pohon cemara, pohon Ampubu. Luas lahan yang terbakar diperkirakan sekitar 15 hektare.
Kebakaran sebelumnya juga menimpa bagian timur lereng Gunung Agung, tepatnya di daerah Kecamatan Kubu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Lalapan si jago merah terjadi sejak Sabtu (1/11) hingga kini belum berhasil ditangani akibat lokasinya jauh di puncak gunung," kata Petugas Polisi Hutan Abang I Nyoman Dadi ketika dihubungi Antara di Amlapura, Senin.
Informasi yang dikumpulkan, kepulan asap kebakaran mulai terlihat sejak Sabtu (1/11) pukul 09.00 Wita. Saat itu hanya terlihat dua titik api, namun karena angin bertiup kencang, api dengan cepat menyebar membakar semak-semak maupun pohon.
Petugas polisi hutan Abang bersama masyarakat tidak bisa berbuat banyak meski sudah sempat berada di titik api.
I Nyoman Dadi mengatakan tiupan angin disertai dengan panas yang cukup menyengat membuat api tidak bisa dikendalikan.
Bahkan, petugas dan warga kebingungan karena api secara cepat menghanguskan pepohonan.
"Petugas dan warga berusaha memadamkan api, karena tiupan angin kencang api tidak bisa dipadamkan," katanya.
Ia mengatakan sejak pagi hari, petugas yang terdiri atas aparat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, polisi hutan, serta warga hanya melakukan pemantauan dari bawah.
Lahan yang terbakar selain semak-semak, juga pohon cemara, pohon Ampubu. Luas lahan yang terbakar diperkirakan sekitar 15 hektare.
Kebakaran sebelumnya juga menimpa bagian timur lereng Gunung Agung, tepatnya di daerah Kecamatan Kubu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014