Denpasar (Antara Bali) - Wisatawan mancanegara yang berlibur ke Bali sebagian besar masyarakat asal negara Asia Pasifik dan mereka itu kurang tertarik untuk memiliki barang seni berupa lukisan, kecuali orang Eropa

"Pelukis bisa saja berkreasi sesuai perkembangan zaman, namun pembeli yang tidak ada atau pasaran lukisan dari Bali ke pasaran mancanegara masih lesu," kata Wayan Sunarta seorang pelukis muda asal kawasan wisata Ubud, Kabupten Gianyar, Sabtu.

Ia mengatakan, dulu memang gampang memperoleh gemerincingan dolar dari wisatawan yang sedang berlibur, tetapi semenjak munculnya resesi ekonomi dunia hingga sekarang perdagangan seni lukisan tampaknya berkurang.

Walau pun masih ada pembeli atau kolektor jumlahnya tidak secerah belasan tahun silam sebelum adanya serangan bom Bali, kata pria setengah baya itu menuturkan kondisi nyata para pelukis muda di seputaran kawasan wisata Ubud.

Ubud daerah pariwisata terkenal di dunia internasional, banyak dikunjungi turis asing asal Tiongkok, Jepang, Korea dan Asia lainnya, hanya saja tidak banyak yang membeli hasil goresan tangan seniman daerah itu, dan kondisi ini berkelanjutan hingga sekarang.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, mencatat perdagangan luar negeri khusus untuk lukisan dari Bali belum bergairah seperti awal perkembangan dunia pariwisata di daerah ini, namun sudah mulai agak bangkit walau pun masih relatif sedikit.

Perdagangan lukisan ke luar negeri sedikit membaik dengan jumlah lukisan yang memasuki pasar ekspor selama Januari-Agustus 2014 tercatat 288 ribu pcs

bernilai 1,6 juta dolar AS, perolehan devisanya naik 98 persen dari periode sama 2013 mencapai 806 ribu dolar.

Semakin banyak turis ke Pulau Dewata belum tentu mereka yang membeli lukisan, karena penikmat dari barang seni tersebut terbatas. Para kolektor mancanegara sering datang ke Bali, hanya saja jarang ada yang memesannya.

Kecil realisasi ekspor lukisan Bali kemungkinan besar sebagai dampak dari krisis ekonomi global dan tanda-tanda perbaikan belum kondusif seperti di Amerika Serikat, Eropa dan negara besar lainnya, keluh Wayan Sunarta. (MFD)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014