Jakarta (Antara Bali) - Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, BUMN migas Angola, Sonangol, berencana membangun kilang pengolahan minyak mentah menjadi BBM bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero).

"Siang ini akan ditandatangani kerjasamanya secara `b to b` di Kantor Wapres," katanya di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, kilang tersebut akan memperoleh suplai minyak mentah dari Sonangol.

Selain kerja sama kilang, Sonangol juga berniat menyuplai minyak mentah yang sesuai ke kilang milik Pertamina.

Sudirman mengatakan, penandatangan tersebut belum sampai pada kapasitas kilang maupun volume minyak mentah yang akan disuplai ke Pertamina.

"Namun, mudah-mudahan jumlahnya signifikan. Dalam waktu satu minggu ke depan, akan ada perjanjian detailnya," ujarnya.

Pemerintah, lanjutnya, mendorong Pertamina mendapatkan pasokan "crude" untuk kilang dalam jangka panjang.

"Sehingga, ketergantungan pada `market spot` makin dikurangi," katanya.

Ia juga menambahkan, pembangunan kilang BBM merupakan keharusan untuk menekan impor.

Menurut dia, pembiayaan kilang bisa melalui pengalihan subsidi BBM.

Saat ini, Indonesia masih mengimpor 70 persen kebutuhan premium nasional dan solar mencapai 30 persen.

Total impor kedua produk tersebut mencapai 13 juta kiloliter per tahun.

Kebutuhan impor tersebut bakal terus meningkat mengingat pertumbuhan pemakaian BBM mencapai 8-9 per tahun.

Selain Sonangol, Pertamina juga masih menjajaki kemungkinan kerja sama pembangunan kilang baru bersama Saudi Aramco Asia (SAA).
     
Pertamina bersama SAA berencana membangun kilang berkapasitas 300.000 barel per hari.
     
Namun, pembangunan kilang dengan SAA tersebut masih menunggu persetujuan insentif fiskal dari pemerintah agar memenuhi keekonomiannya.

Kemitraan merupakan upaya Pertamina berbagi risiko karena pembangunan kilang baru selain membutuhkan investasi besar dengan "return" yang rendah, juga perlu kepastian "crude".
    
Pertamina juga akan meningkatkan kapasitas kilang pengolahan dari saat ini 1,05 juta menjadi 1,6 juta barel per hari melalui program yang disebut "Refinery Development Master Plan" (RDMP).

Proyek RDMP tersebut dengan perkiraan investasi Rp200 triliun dalam enam tahun ke depan atau 2020.
     
Di luar program Pertamina, pemerintah juga merencanakan pembangunan kilang dengan skema Kemitraan Pemerintah dan Swasta (KPS).
     
Saat ini, Pertamina mengoperasikan enam kilang di seluruh Indonesia dengan total kapasitas 1,047 juta barel minyak mentah per hari.
     
Keenam kilang tersebut adalah Dumai, Riau 170.000 barel per hari, Plaju, Sumsel 133.700 barel, Cilacap, Jateng 348.000 barel, Balikpapan, Kaltim 260.000 barel, Balongan, Jabar 125.000 barel, dan Kasim, Papua 10.000 barel.(MFD)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014