Pria bertubuh tegap berkulit langsat itu terlihat santai mengenakan baju batik warna krem kombinasi celana hitam yang senantiasa ramah dengan lawan bicaranya.

Sesekali senyum menghiasi bibir pria yang sisiran rambutnya model ke samping cukup rapi, memperlihatnya kerutan dahi sosok yang sudah banyak makan "asam-garam" dalam pelayanan birokrasi dan dunia politik.

Doktorandus Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga (49), pria berdarah biru kelahiran Puri Satria, Denpasar 7 Juli 1965 itu ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam Kabinet Kerja 2014--2019.

"Beliau sangat paham usaha kecil yang berkaitan dengan pariwisata," tutur Presiden Joko Widodo saat mengumumkan susunan Kabinet Kerja di Istana Merdeka di Jakarta, Minggu (26/10) petang.

Suami dari Nyonya I.G.A. Bintang Darmawati diumumkan pada urutan ke-18 dan diperkenalkan oleh Presiden Jokowi di hadapan awak media.

Sebelum mengumumkan kabinet, Presiden Jokowi mengatakan bahwa menteri yang terpilih merupakan menteri yang memahami kepemimpinan dan memiliki kemampuan manajerial yang baik.

Pihaknya menerapkan prinsip kehati-hatian, cermat, dan teliti dalam menentukan para pembantunya. Hal itu merupakan keutamaan karena kabinet itu akan bekerja selama lima tahun.

Puspayoga, ayah dari seorang putra itu sejak remaja memang sudah berkecimpung dalam politik mengikuti sepak terjang ayahnya, Cokorda Bagus Sayoga (almarhum), seorang tokoh partai PNI di Bali yang kini menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Bali.

Ia setamat dari SMAN 1 Denpasar langsung berangkat ke Australia untuk mempersiapkan diri melanjutkan pendidikan di negara Kanguru. Namun, cita-citanya terpaksa dikorbankan demi mengabdikan diri kepada partai demi kepentingan rakyat banyak.

Kondisi partai saat itu sangat berbeda dengan sekarang, para kader maupun nonkader saling berebut untuk menjadi pengurus PDIP maupun untuk mendapatkan rekomendasi guna bisa maju dalam pemilihan bupati, wali kota, dan gubernur.

Puspayoga yang sudah mempersiapkan diri melanjutkan pendidikan di Australia saat itu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama berat. Namun, akhirnya diputuskan untuk mengikuti keinginan ayahnya, Cokorda Bagus Sayoga, untuk pulang kembali ke Bali.

"Ayah saya pun mempunyai alasan yang kuat untuk memangil saya pulang ke Bali karena tenaga saya sangat dibutuhkan untuk mengurus partai karena saat itu sulit mencari orang yang berani mengurus partai," tutur Puspayoga mengenang masa silam yang pernah dilakoninya.

Sosok pria yang berpenampilan sederhana itu dibesarkan dalam lingkungan Puri Satria Denpasar yang menjadi pusat perjuangan politik di Bali sekaligus pusat pengembangan seni budaya.

Aktivitas keseharian dalam lingkungan seni budaya Bali mencetak Puspayoga menjadi sosok yang memiliki kepribadian unik, yakni menjadi politikus yang tegar dalam pendirian.

Selain itu, fokus untuk mengabdikan diri dan selalu menghindari benturan kepentingan. Namun, tetap mengedepankan kesantunan, etika, dan teladan dalam perilaku kehidupan sehari-hari.

Alumnus Universitas Ngurah Rai Denpasar itu sejak mahasiswa kehidupan yang dilakoninya lekat dengan aktivitas partai yang menjadi sarana pengabdian kepada masyarakat.

Sejak mahasiswa sudah mengabdikan diri DPC PDI Kota Denpasar, saat terjadi pembelotan di PDI yang dipimpin oleh Soerjadi pada tahun 1994, Puspayoga memilih untuk mendukung Megawati Soekarnoputri.

Puspayoga pada masa-masa genting itu ditunjuk dan dipercaya sebagai Ketua DPC PDI Denpasar. Sejarah berputar dan membawa PDI Pro-Megawati yang berubah menjadi PDI Perjuangan di Bali dan Indonesia umumnya berhasil memenangi Pemilihan Umum 1999.

Anggota DPRD kabupaten/kota maupun DPRD Bali hasil Pemilu 1999 lebih dari 70 persen didominasi kader-kader PDI Perjuangan yang tahan banting, termasuk Puspayoga memperoleh kesempatan mengabdikan diri menjadi Ketua DPRD Kota Denpasar.

Tak beberapa lama kemudian ayah dari A.A. Abiyoga dipercaya menjadi Wali Kota Denpasar selama dua masa jabatan (2000--2005, 2005--2008) dan selanjutnya menjadi Wakil Gubernur Bali periode 2008--2013 mendampingi Made Mangku Pastika.

Dalam mengabdikan diri kepada rakyat, bangsa, dan negara, sosok Puspayoga selalu berprinsip menjadikan keteguhan hati, kesantunan, dan kebersihan dari korupsi menjadi modal utama.

Berkat tekad dan prinsipnya yang kuat itu mampu menjadikan dirinya sebagai teladan yang mendapat simpati dari masyarakat luas sehingga program pembangunan menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat dinilai cukup berhasil, baik ketika menjabat sebagai Wali Kota Denpasar maupun Wakil Gubernur Bali.

Sosok Puspayoga, salah seorang putra terbaik Bali yang dipercaya sebagai "pembantu" presiden sekaligus meneruskan tradisi putra Pulau Dewata menjadi menteri, atau menteri yang kelima dari Bali.

Sebelumnya, tercatat empat putra Bali pernah dipercaya sebagai menteri, mulai dari Ida Bagus Sudjana (almarhum) sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada zaman pemerintah Soeharto, menyusul Ida Bagus Oka (almarhum) sebagai Menteri KB dan Kependudukan pada zaman pemerintahan orde baru.

Selain itu, Drs. I Gede Ardika sebagai Menteri Pariwisata pada zaman pemerintahan Presiden Megawati dan Jero Wacik sebagai Menteri Pariwisata dan Menteri ESDM pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Urus UMKM

Sosok Puspayoga ketika menjabat sebagai Wali Kota Denpasar 2000--2008 memiliki keberhasilan dan pengalaman dalam mengurus koperasi dan usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Menurut Penasihat Relawan "Semeton" (saudara) Jokowi Bali Nyoman Sudiantara, Puspayoga memperjuangkan ekonomi kerakyatan, seperti UMKM, karena secara berkesinambungan selama delapan tahun (2000--2008) menjalankan program itu yang kemudian dilanjutkan lagi ketika menjabat Wakil Gubernur Bali (2008--2013).

Dengan berbagai upaya dan terobosan itu mampu menghidupkan pasar desa yang saat itu mati suri.

"Puspayoga sebagai orang atau pribadi yang peduli dengan orang kecil seperti pemberdayaan pasar. Pasar desa selama ini mati suri, beliau hidupkan kembali," ucapnya.

Demikian pula, menurut Direktur Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Indonesia Negeri (IHDN) Denpasar Dr. I Ketut Sumadi, sosok Puspayoga yang selama ini sangat dekat dengan rakyat kecil dapat lebih memperhatikan wadah koperasi dan UMKM dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat Indonesia.

Banyak upaya dan terobosan yang bisa dilakukan dalam memajukan koperasi dan UMKM, antara lain meningkatkan jalinan kerja sama antara lembaga perkreditan desa (LPD) yang ada di masing-masing desa adat di Bali dengan koperasi dan UKM.

Selain itu, lebih mengintensifkan pengembangan koperasi dan UMKM di daerah perkotaan dan perdesaan di seluruh Nusantara, termasuk memadukan dengan usaha-usaha ekonomi kreatif dan kepariwisataan.

"Mantan Wali Kota Denpasar itu memiliki kemampuan dan pengalaman dalam mengembangkan usaha koperasi dan UKM," ujar Ketut Sumadi.

Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Bidang Advokasi dan Hubungan Luar Negeri Raliansen Saragih mengungkapkan keyakinannya Menteri Koperasi dan UKM yang baru saja diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga adalah sosok yang prokoperasi.

Ia mengharapkan Puspayoga mampu memegang kendali perkoperasian dan UKM di Tanah Air serta mendorong pengembangannya. Hal terpenting, menurut dia, Puspayoga tidak terpaku pada upaya mengejar kuantitas atau jumlah koperasi.

Dekopin sendiri siap untuk bekerja sama dengan Menteri Koperasi dan UKM yang baru dalam upaya pemberdayaan tersebut.

Untuk itu, Puspayoga memiliki pekerjaan rumah utama untuk merampungkan Rancangan Undang-Undang Perkoperasian setelah UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa waktu yang lalu. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014