Nusa Dua (Antara Bali) - PT Angkasa Pura I (Persero) menggandeng beberapa investor asing dari berbagai negara untuk mengembangkan sejumlah bandara di Tanah Air.
"Banyak mitra yang mencoba untuk melakukan kerja sama dengan MoU (Nota Kesepahaman) yang direalisasikan dalam waktu dekat," kata Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I (Persero) Farid Indra Nugraha di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa.
Investor yang tertarik untuk ikut mengembangkan sejumlah bandara di Indonesia di antaranya Vinci Airport yang sebelumnya mengelola bandara di Kamboja yang tertarik untuk mengembangkan bandara di Makassar dan Manado.
"Kami laksanakan melalui `joint venture` untuk pengelolaan bandara atau kemungkinan ada tiga pola yang mau dikembangkan dengan konsep `operation` dan manajemen," ucapnya.
Selain investor tersebut, Farid juga menyebutkan pengembang lain di antaranya Sojizts Airport yang sebelumnya mengelola Bandara Haneda di Jepang yang tertarik mengembangkan Bandara Internasional Lombok.
Dia menambahkan bahwa investor dari India yakni GVK yang mengelola area komersial Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali tertarik untuk mengembangkan bandara baru di Yogyakarta yang saat ini sedang dalam tahap akuisisi lahan.
"Selain itu investor dari Mitsubisi dan Incheon untuk mengembangkan Bandara Juanda," katanya.
Farid lebih lanjut menjelaskan bahwa sedikitnya ada tujuh `MoU` yang sudah dilaksanakan termasuk dengan investor GVK India yang akan direalisasikan tahun 2015 dan beberapa `MoU` dengan beberapa investor lain.
Investor tersebut, kata dia, juga tak hanya tertarik mengembangkan bandara besar dengan jumlah penumpang di atas lima juta orang per tahun tetapi juga bandara kecil seperti Bandara Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.
"Ada sepuluh bandara yang sudah diajukan untuk skema pembiayaan `public private partnership`, apakah BUMN atau mitra strategis lainnya. Dari 10 bandara itu ada tiga bandara yang memiliki nilai jual yakni Bandara Juanda, bandara di Tarakan dan bandara di Labuan Bajo," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Banyak mitra yang mencoba untuk melakukan kerja sama dengan MoU (Nota Kesepahaman) yang direalisasikan dalam waktu dekat," kata Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I (Persero) Farid Indra Nugraha di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa.
Investor yang tertarik untuk ikut mengembangkan sejumlah bandara di Indonesia di antaranya Vinci Airport yang sebelumnya mengelola bandara di Kamboja yang tertarik untuk mengembangkan bandara di Makassar dan Manado.
"Kami laksanakan melalui `joint venture` untuk pengelolaan bandara atau kemungkinan ada tiga pola yang mau dikembangkan dengan konsep `operation` dan manajemen," ucapnya.
Selain investor tersebut, Farid juga menyebutkan pengembang lain di antaranya Sojizts Airport yang sebelumnya mengelola Bandara Haneda di Jepang yang tertarik mengembangkan Bandara Internasional Lombok.
Dia menambahkan bahwa investor dari India yakni GVK yang mengelola area komersial Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali tertarik untuk mengembangkan bandara baru di Yogyakarta yang saat ini sedang dalam tahap akuisisi lahan.
"Selain itu investor dari Mitsubisi dan Incheon untuk mengembangkan Bandara Juanda," katanya.
Farid lebih lanjut menjelaskan bahwa sedikitnya ada tujuh `MoU` yang sudah dilaksanakan termasuk dengan investor GVK India yang akan direalisasikan tahun 2015 dan beberapa `MoU` dengan beberapa investor lain.
Investor tersebut, kata dia, juga tak hanya tertarik mengembangkan bandara besar dengan jumlah penumpang di atas lima juta orang per tahun tetapi juga bandara kecil seperti Bandara Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.
"Ada sepuluh bandara yang sudah diajukan untuk skema pembiayaan `public private partnership`, apakah BUMN atau mitra strategis lainnya. Dari 10 bandara itu ada tiga bandara yang memiliki nilai jual yakni Bandara Juanda, bandara di Tarakan dan bandara di Labuan Bajo," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014