Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mensosialisasikan hidup sehat dan bahaya narkotika, psikotropika, serta zat aditif atau napza melalui lomba kelompok siswa peduli AIDS dan Narkoba.
"Lomba ini merupakan upaya Pemprov Bali dalam mensosialisasikan hidup sehat dan generasi hidup sehat, serta memberikan penyadaran kepada sekitar lingkungan terkait bahaya HIV-AIDS," katanya dalam keterangan pers yang diterima di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, pelaksanaan lomba kelompok siswa peduli Aids dan Narkoba (KSPAN) tingkat SMP merupakan yang pertama kalinya digelar di Pulau Dewata.
Sudikerta yang juga Ketua harian KPA Provinsi Bali melakukan penilaian secara maraton di sekolah-sekolah di setiap kabupaten/kota se-Bali.
Melalui penilaian yang dilakukan tersebut, Politikus Partai Golongan Karya itu meminta agar sosialisasi bahayanya penggunaan obat terlarang bagi masa depan dan kehidupan harus terus dilakukan kepada generasi muda.
Selain menggangu kesehatan dan kekuatan imun, bahaya narkoba juga dapat menggiring seseorang terjerumus pada pergaulan bebas yang berdampak pada kesehatan reproduksi.
"Dari 26 ribu kasus HIV AIDS yang ada di Pulau Dewata, hanya 10.174 kasus yang tertangani," ujarnya.
Oleh karena itu, penanganan virus mematikan tersebut harus disikapi serius dan sosialisasi penularan penyakit HIV-AIDS harus terus ditingkatkan.
Selain itu, dalam rangka mewujudkan sekolah yang sehat dan bebas dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif (NAPZA), seluruh pihak harus saling bersinergi dan meningkatkan kerja sama dalam mendidik serta menyadarkan generasi muda tentang arti dan bahaya pengkonsumsian NAPZA dan seks bebas yang berdampak buruk pada kehidupan generasi muda. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Lomba ini merupakan upaya Pemprov Bali dalam mensosialisasikan hidup sehat dan generasi hidup sehat, serta memberikan penyadaran kepada sekitar lingkungan terkait bahaya HIV-AIDS," katanya dalam keterangan pers yang diterima di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, pelaksanaan lomba kelompok siswa peduli Aids dan Narkoba (KSPAN) tingkat SMP merupakan yang pertama kalinya digelar di Pulau Dewata.
Sudikerta yang juga Ketua harian KPA Provinsi Bali melakukan penilaian secara maraton di sekolah-sekolah di setiap kabupaten/kota se-Bali.
Melalui penilaian yang dilakukan tersebut, Politikus Partai Golongan Karya itu meminta agar sosialisasi bahayanya penggunaan obat terlarang bagi masa depan dan kehidupan harus terus dilakukan kepada generasi muda.
Selain menggangu kesehatan dan kekuatan imun, bahaya narkoba juga dapat menggiring seseorang terjerumus pada pergaulan bebas yang berdampak pada kesehatan reproduksi.
"Dari 26 ribu kasus HIV AIDS yang ada di Pulau Dewata, hanya 10.174 kasus yang tertangani," ujarnya.
Oleh karena itu, penanganan virus mematikan tersebut harus disikapi serius dan sosialisasi penularan penyakit HIV-AIDS harus terus ditingkatkan.
Selain itu, dalam rangka mewujudkan sekolah yang sehat dan bebas dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif (NAPZA), seluruh pihak harus saling bersinergi dan meningkatkan kerja sama dalam mendidik serta menyadarkan generasi muda tentang arti dan bahaya pengkonsumsian NAPZA dan seks bebas yang berdampak buruk pada kehidupan generasi muda. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014