Denpasar (Antara Bali) - Membaiknya kondisi cuaca di perairan Nusantara menyebabkan adanya peningkatan kinerja subsektor perikanan sehingga hasil tangkapan nelayan dan kapal penangkapan ikan milik perusahaan bertambah banyak menjadi 1,8 juta ton selama triwulan II-2014.

Menggeliatnya usaha subsektor perikanan ini menyebabkan pinjaman dari pihak perbankan kepada pengusaha mengalami pertumbuhan yang menggembirakan, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali dan Nusa Tenggara, Benny Siswanto, di Denpasar Senin.

Dalam laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan II-2014 disebutkan bahwa pertumbuhan kredit di sektor perikanan tumbuh 13,5 persen (y-o-y) dengan jumlah pinjaman secara komulasi hingga triwulan II-2014 mencapai Rp1,17 triliun.

Adanya suntikan dana ditambah membaiknya kondisi cuaca di lautan lepas, maka pengusaha di sektor perikanan ini bisa menarik nafas, karena hasil tangkapannya bertambah banyak secara otomatis mampu menjual hasil laut lepas ini ke pasaran ekspor terutama ke Jepang.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat ada delapan jenis ikan utama hasil tangkapan nelayan dan pengusaha subsektor perikanan yang memasuki pasar ekspor seperti ikan hias hidup, kakap, kepiting, kerapu, ikan tuna segar maupun yang diawetkan, lobster dan sirip ikan hiu.

Cuaca yang belum menggembirakan sepanjang awal tahun 2014 merupakan salah satu penyebab melambatnya pertumbuhan sektor perdagangan ini, namun berkat kegigihan para pelaku bisnis maka realisasi ekspor sektor perikanan tetap stabil baik dalam volume maupun perolehan devisanya.

Secara keseluruhan perolehan devisa hasil tangkapan nelayan tersebut mampu mengumpulkan sebesar 71 juta dolar AS selama delapan bulan periode Januari-Agustus 2014 atau berkurang delapan persen jika dibandingkan hasil perdagangan periode sama tahun 2013 yang mencapai 77,3 juta dolar.

Pengapalan tuna segar maupun yang sudah diawetkan dengan tujuan utama memenuhi permintaan konsumen dari Jepang dan Amerika Serikat itu mencapai 14.781 ton bernilai 48,7 juta dolar dari segi volume naik 46 persen namun hasil penjualannya berkurang lima persen dari sebelumnya 51,3 juta dolar.

Ikan kerapu yang banyak diperdagangkan untuk memenuhi permintaan konsumen di kawasan Asia seperti Tiongkok, Korea dan Jepang ini juga menghasilkan devisa 6,5 juta dolar, menyusul ikan kakap bernilai 2,4 juta dolar, ikan hias hidup tembus 2,1 juta dolar dan jenis lainnya 9,4 juta dolar. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014