Jakarta (Antara Bali) - Ketua Tim Arkeolog dari Tim Nasional Ekskavasi Gunung Padang Ali Akbar mengatakan sisi barat gunung itu rawan longsor sehingga tidak menjadi sasaran penggalian.

"Sisi barat itu rawan longsor jadi tidak ada aktivitas di sana, karena membahayakan jiwa petugas ekskavasi," katanya di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan longsor yang terjadi di bagian barat karena hujan lebat beberapa waktu lalu meninggalkan hasil singkapan berupa susunan batu-batuan.

Tim yang dibantu anggota TNI Angkatan Darat, kata Ali, sudah memperbaiki bagian yang longsor tersebut.

"Selama ini longsoran itu dicurigai sebagai hasil penggalian di tebing situs, padahal itu tersingkap secara alami," ujarnya.

Sejak 2012 tambahnya, tidak pernah ada penelitian di bagian barat karena rawan longsor dan membahayakan para arkeolog.

Ali mengatakan penggalian oleh tim yang dibentuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan difokuskan di wilayah Timur dan Utara.

Penggalian yang dilakukan sejak 17 September 2014 akan dilaporkan ke Kemendikbud pada 20 Oktober dan penggalian selanjutnya akan bergantung pada kebijakan pemerintahan baru.

Arkeolog dari Universitas Indonesia ini mengatakan penanganan situs Gunung Padang lebih khusus dan melibatkan banyak pihak sebab kawasan itu memiliki luas 29 hektare.

Berdasarkan studi literatur tambah dia, Situs Gunung Padang adalah bangunan prasejarah terbesar di Asia Tenggara. Dan bisa jadi terbesar di Asia.

Bahkan, ia mengatakan situs Gunung Padang berpotensi menjadi struktur prasejarah terbesar di dunia. (WDY)

Pewarta: Oleh Helti Marini Sipayung

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014