Washington DC (Antara Bali) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan diplomasi yang dijalankan Indonesia melalui perwakilannya di luar negeri harus mampu menjembatani ketidakpahaman sehingga bisa mewujudkan harmoni.

Presiden saat meresmikan Patung Dewi Saraswati di depan Kedutaan Besar RI di Washington DC, Kamis (25/9) sore waktu setempat atau Jumat (26/9) pukul 03.00 WIB mengatakan Indonesia melihat penyelesaian sebuah konflik misalnya, harus dilakukan dari sisi yang dapat diterima oleh semua pihak dengan pendekatan yang saling memahami.

"Bagaimana melihat satu isu dari sisi yang damai. Bagaimana (menjembatani-red) ketidakpahaman," kata Presiden dalam pidatonya di Kedutaan Besar RI untuk Amerika Serikat di Washington.

Kepala Negara kemudian mengatakan dengan diresmikannya patung Dewi Saraswati di depan kedutaan RI tersebut sekaligus menjadi simbol bagaimana sifat-sifatnya harus diteladani.

"Kalau kita mengenal patung dewi ini, melambangkan cinta dan kasih sayang, juga melambangkan seni dan budaya serta pengetahuan dan kebijaksanaan," kata Presiden.

Kepala Negara menilai keberadaan patung dewi Saraswati dinilai cocok dengan misi dan pendekatan diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia.

"Memang ada perbedaan antara satu peradaban dengan peradaban lainnya sehingga memang diperlukan adanya toleransi. Kita negara yang besar oleh karenanya tepat bila kita mendorong dunia ke arah yang lebih baik," tegasnya.

Peresmian patung Saraswati tersebut dihadiri oleh Wakil Menlu Dino Pati Djalal yang juga mantan Duta Besar RI di Amerika Serikat namun juga dihadiri oleh sejumlah mantan Dubes AS untuk Indonesia seperti Paul Wolfowitz, Stepleton Roy dan Scott Marciel. (WDY)

Pewarta: Oleh Panca Hari Prabowo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014