Denpasar (Antara Bali) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali meminta standar prosedur pengendalian darurat rabies kembali dilaksanakan setelah munculnya anjing liar yang diduga terjangkit rabies menggigit sejumlah warga di Kabupaten Karangasem.

"Berdasarkan `SOP` (standar prosedur operasional), di daerah ditemukan kasus itu harus dilakukan pengendalian `emergency`," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Putu Sumantra di Denpasar, Rabu.

Menurut dia, pengendalian darurat terhadap rabies itu di antaranya dilakukan dengan vaksinasi ulang terhadap anjing liar terduga rabies atau pembunuhan suntik atau eutanasia kepada anjing yang dicurigai pernah kontak dengan anjing rabies.

Selain itu pemantauan yang lebih intensif juga diperlukan khususnya bagi anjing liar yang tidak memiliki tuan.

Sumantra menjelaskan bahwa setiap tahun, pihaknya telah melakukan vaksin terhadap anjing sebanyak 300 ribu anjing dengan jangkauan di atas 70 persen.

Pihaknya menampik munculnya kembali rabies tersebut akibat sosialisasi yang masih kurang karena sosialisasi telah intensif digelar melalui media termasuk sosialisasi langsung ke masyarakat.

Pihaknya juga telah membentuk kader pemantau terkait keberadaan anjing liar yang diduga terjangkit rabies.

"Kader di setiap desa ada dua orang yang bertugas memantau di mana ada anjing liar," katanya.

Sumantra kembali mengingatkan perangkat di desa untuk membuat "awig-awig" atau aturan desa adat yang menyangkut penanganan rabies.

"Makanya kami harapkan ada `awig-awig` agar masyarakat yang memelihara anjing harus diikat dan divaksin," ucapnya.

Sumantra menjelaskan bahwa delapan warga di Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem dan Desa Kerta Buana, Kecamatan Sidemen di Kabupaten Karangasem digigit anjing liar yang diduga rabies.

Mereka digigit anjing liar pada waktu berbeda yakni pada Senin (15/9) dan Minggu (21/9).

Mereka telah mendapatkan penganan dengan suntikan vaksin anti rabies di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014