Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menghadiri kegiatan "nyekah" rangkaian ritual pengabenan massal di Banjar Aseman, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Selasa.
Ia pada kesempatan itu memberikan apresiasi atas kebersamaan masyarakat Banjar Aseman Abiansemal mampu menjalankan Dharma Agama dengan melaksanakan ritual nyekah massal secara swadaya.
Melaksanakan yadnya (pengorbanan suci secara tulis) seperti ini merupakan kewajiban seluruh umat khususnya, warga Bali yang beragama Hindu, sebagai cara untuk membayar hutang "sentana" kepada leluhur.
Wagub Sudikerta yakin dengan ritual yadnya yang dilaksanakan secara tulus,para "senatana" (keturunan) akan mendapatkan "kasukertan" (bahagia) selaras dengan tujuan pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah yakni menuju Bali yang Sukerta Jagadita atau Bali yang Mandara.
Pelaksanaan yadnya yang dilakukan secara masal merupakan wujud dari persatuan dan kesatuan seluruh warga desa, karena bisa melaksanakan sebuah ritual secara bersama-sama.
Hendaknya seluruh warga selalu menjaga hubungan yang harmonis antarsesama, persatuan dan kesatuan sehingga ritual yang dilaksanakan bisa dirasa lebih ringan dari pada dilaksanakan secara sendiri-sendiri, pesan Wagub Sudikerta.
Wagub Sudikerta untuk meringankan warga melaksanakan kegiatan ritual itu membantu dana punia) sebesar Rp 20 juta.
Panitia Upacara Nyekah Massal tersebut, I Ketut Sudarya melaporkan seluruh warga Banjar Aseman 260 kepala keluarga (KK) merencanakan kegiatan itu sejak tiga tahun silam, namun baru kali ini dapat terlaksana.
Wagub Sudikerta dalam hari yang sama juga menghadiri karya "Ngenteg Linggih, Memungkah Padudusan Agung Mendem Pedagingan" yakni kegiatan ritual berskala besar di Pura Dalem Desa Dukuh Moncos Mengwi Kabupaten Badung.
Ia memberikan bantuan (punia) sebesar Rp25 juta yang diterima bendesa desa Dukuh Moncos, I Made Sukada dan disaksikan seluruh warga setempat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Ia pada kesempatan itu memberikan apresiasi atas kebersamaan masyarakat Banjar Aseman Abiansemal mampu menjalankan Dharma Agama dengan melaksanakan ritual nyekah massal secara swadaya.
Melaksanakan yadnya (pengorbanan suci secara tulis) seperti ini merupakan kewajiban seluruh umat khususnya, warga Bali yang beragama Hindu, sebagai cara untuk membayar hutang "sentana" kepada leluhur.
Wagub Sudikerta yakin dengan ritual yadnya yang dilaksanakan secara tulus,para "senatana" (keturunan) akan mendapatkan "kasukertan" (bahagia) selaras dengan tujuan pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah yakni menuju Bali yang Sukerta Jagadita atau Bali yang Mandara.
Pelaksanaan yadnya yang dilakukan secara masal merupakan wujud dari persatuan dan kesatuan seluruh warga desa, karena bisa melaksanakan sebuah ritual secara bersama-sama.
Hendaknya seluruh warga selalu menjaga hubungan yang harmonis antarsesama, persatuan dan kesatuan sehingga ritual yang dilaksanakan bisa dirasa lebih ringan dari pada dilaksanakan secara sendiri-sendiri, pesan Wagub Sudikerta.
Wagub Sudikerta untuk meringankan warga melaksanakan kegiatan ritual itu membantu dana punia) sebesar Rp 20 juta.
Panitia Upacara Nyekah Massal tersebut, I Ketut Sudarya melaporkan seluruh warga Banjar Aseman 260 kepala keluarga (KK) merencanakan kegiatan itu sejak tiga tahun silam, namun baru kali ini dapat terlaksana.
Wagub Sudikerta dalam hari yang sama juga menghadiri karya "Ngenteg Linggih, Memungkah Padudusan Agung Mendem Pedagingan" yakni kegiatan ritual berskala besar di Pura Dalem Desa Dukuh Moncos Mengwi Kabupaten Badung.
Ia memberikan bantuan (punia) sebesar Rp25 juta yang diterima bendesa desa Dukuh Moncos, I Made Sukada dan disaksikan seluruh warga setempat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014