Jakarta (Antara Bali) - Furnitur Indonesia mengikuti pameran International Casual Furniture and Accessories Market di Chicago, Amerika Serikat, 16-19 September 2014.

Menurut Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chicago Wijayanto, di Chicago dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu, peluang pasar masih sangat besar apalagi setiap produk furnitur Indonesia  yang siap ekspor telah terjamin ramah lingkungan dan pasti telah memenuhi SVLK (Sistem Verifikasi Legalisasi Kayu).

Potensi pasar di Amerika untuk produk furnitur Indonesia masih sangat besar karena pangsa pasar furnitur Indonesia hanya dua persen dari total nilai impor furnitur Amerika," katanya.

"Indonesia berpotensi untuk terus meningkatkan pangsa pasar produk furnitur di AS. Kuncinya adalah rajin membaca tren furnitur di AS dan juga gencar berpromosi," tambah Wijayanto.

Negara Tiongkok masih merajai produk furnitur di AS dengan nilai USD 24 miliar atau 50% dari total nilai impor furnitur AS.  Indonesia tertinggal di deretan ke-8 dengan nilai impor  USD 713 juta atau hanya 2% dari total nilai impor furnitur AS.      

Kementerian Perdagangan RI tetap optimis mengejar ketertinggalan untuk memenuhi produk furnitur di pasar Amerika. Apalagi Indonesia memiliki SVLK (Sistem Verifikasi Legalisasi Kayu) sebagai sertifikat ramah lingkungan yang dipersepsi dunia sebagai keunggulan utama produk-produk Indonesia, kata Ani Mulyati, Kepala Pusat Humas  Kementerian Perdagangan.  

Dalam lima tahun terakhir, nilai impor produk furnitur di AS terus berkembang dengan rata-rata 6,2 persen per tahun. Wijayanto menekankan pentingnya produsen furnitur tanah air  untuk memahami selera pasar AS agar pangsa pasar di Amerika dapat terus meningkat.  

"Selera pembeli AS bervariasi. Salah satu pembeli yang hadir berminat mencari desain-desain unik dengan bahan baku unik, seperti misalnya kayu organik atau ramah lingkungan. Dalam hal ini, furnitur Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan produk furnitur dari negara lainnya," katanya.

Dalam pameran itu, Indonesia menyertakan delapan perusahaan  dari 218 peserta yang ikut pameran. Kehadiran dua perusahaan furnitur Indonesia, yaitu Elmas dan Maraton Kencana, difasilitasi oleh ITPC Chicago.  Perusahaan Indonesia lainnya yang hadir di pameran ini antara lain Ateja, Universal, Jewels of Java, Elanamar Design, Mulia Manufacturing, dan Tanjaya.

Produk furnitur luar ruang yang ditampilkan Elmas dan Maraton Kencana terbilang istimewa, seperti meja dan kursi dari kayu jati, aksesoris untuk kamar mandi, furnitur rotan, hingga lantai kayu untuk luar ruang. 

Menurut Wijayanto, pasar furnitur luar ruang cukup besar di AS mengingat pada saat musim panas atau di daerah-daerah tropis di AS, banyak restoran, hotel, ataupun rumah menggunakan ruangan luarnya sebagai tempat untuk makan dan rekreasi. (WDY)

Pewarta: Oleh Adi Lazuardi

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014