Negara (Antara Bali) - Satu keluarga miskin di Kelurahan Tegalcangkring, Kabupaten Jembrana, sudah belasan tahun menunggu program bedah rumah, sejak diajukan usulan untuk mereka tahun 2000.

"Sejak tahun 2000 kami diusulkan untuk mendapatkan bedah rumah, tapi sampai saat ini tidak ada kelanjutannya. Padahal kondisi rumah dan ekonomi saya layak untuk mendapatkan itu," kata Luh Gede Sukerti (48), warga miskin tersebut, Minggu.

Pantauan di lokasi, rumah yang ia tempati bersama Gede Mudana (55), suaminya tersebut tampak reyot dan tidak layak huni.

Made Noviadiana, anaknya, mengatakan, keluarganya memang memiliki sepeda motor, tapi kendaraan tersebut pemberian orang lain, dan saat ini sudah tidak bisa dipakai karena rusak.

"Sepeda motor tua ini pemberian orang lain, tanah kebun yang luas ini juga bukan punya orang tua saya, tapi milik keluarga besar," katanya.

Menurutnya, rumah yang sekarang ditempati orang tuanya tersebut, juga pemberian dari keluarga karena kasihan.

Ia sendiri mengaku, karena sudah berkeluarga, dirinya tinggal menumpang di rumah bibinya, serta tidak banyak bisa membantu orang tuanya, karena ia hanya bekerja sebagai buruh serabutan.

Untuk kebutuhan sehari-hari, Sukerti mengatakan, suaminya bekerja sebagai kuli yang hanya cukup untuk makan.

Selain itu, mereka juga terdaftar sebagai keluarga miskin, terbukti dengan mendapatkan jatah beras untuk KK miskin, yang ia terima setiap bulan.

Lurah Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Ida Bagus Eka Iriana saat dikonfirmasi membenarkan, keluarga tersebut sudah beberapakali diusulkan untuk mendapatkan program bedah rumah.

"Sempat dilakukan pengecekan dan verifikasi dari Pemprov Bali, tapi tidak dapat, karena dianggap keluarga ini memiliki kebun dan sepeda motor sehingga tidak masuk kategori KK miskin," katanya.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014