Denpasar (Antara Bali) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pertemuan Forum Global ke-6 Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOAC) di Nusa Dua, Bali, mengatakan Indonesia memiliki keragaman suku, agama, dan di Bali juga memiliki pedoman hidup "Tri Hita Karana" (keharmonisan dalam kehidupan).

"Saya mengapresiasi pernyataan Bapak Presiden SBY telah menyampaikan pernyataan terkait pedoman hidup orang Bali `Tri Hita Karana` tersebut yang sudah mendunia. Karena keharmonisan itu bisa dipertemukan di Pulau Dewata," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika, di sela-sela Pertemuan Forum Global ke-6 (UNOAC) di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Ia mengatakan di Bali semua agama hidup rukun berdampingan satu sama lain, begitu juga dari suku bangsa juga ada di Pulau Dewata, termasuk ragam kebudayaan antardaerah maupun antarnegara bisa berkembang di sini.

"Karena keharmonisan itulah orang-orang dari berbagai belahan dunia datang ke sini untuk melakukan wisata yang dapat merasakan keamanan dan kedamaian tersebut," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Mangku Pastika, semua masyarakat di Bali harus mampu menjaga dan mempertahankan apa yang diungkapkan Presiden SBY.

"Memang kita selama ini mendapatkan pujian dari berbagai negara terkait kedamaian dan keharmonisan ada di Bali. Tetapi hal tersebut juga menjadi tantangan berat ke depannya untuk mempertahankan maupun meningkatkan agar lebih baik," katanya.

Semua itu akan dapat dipertahankan bila masyarakat Bali secara terus menerus menjaga persatuan dan kesatuan. Dan tetap waspada dengan kondisi lingkungan saat ini.

"Kita tidak boleh lengah dengan keamanan, karena kunjungan wisatawan terus meningkat karena faktor utama adalah keamanan tetap terjaga," katanya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014