Gianyar (Antara Bali) - Direktur Jendral (Dirjen) Holtikultura Kementrian Pertanian Hasanuddin Ibrahim membuka Kongres Heliconia Internasional di kawasan agrowisata Sekar Bumi, Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Gianyar, Kamis.

Bupati Gianyar, AA Gde Agung Bharata yang diwakilki Asisten II, Ketut Suweta memberikan apresiasi atas kepercayaan kepada Pemkab Gianyar untuk melaksanakan kegiatan International Heliconia Congress (IHC) atau Kongres Heliconia Internasional.

Kegiatan itu merupakan upaya pengenalan sistem pertanian holtikultura Indonesia kepada dunia, yang melibatkan 20 negara dan puluhan peserta ikut dalam kegiatan yang berlangsung sehari tersebut.

Peserta tiba di kawasan seluas 18 hektare itu disambut dengan tarian Grumbungan dan pejabat di lingkungan Pemkab Gianyar.

Sebelum kongres dimulai, peserta diajak keliling menikmati suasana Sekar Bumi yang sejuk dan dikelilingi ribuan bunga.

Di areal yang asri tersebut, juga dipamerkan beberapa hasil kerajinan ekonomi kreatif warga setempat, seperti kerajinan daur ulang yang dibuat dari alam.

Kongres yang digagas Dirjen Holtikultura Kementrian Pertanian rencananya dilaksanakan di Nusa Dua, namun karena antusias Pemkab Gianyar sangat tinggi, maka kongres dipindahkan ke Gianyar.

Selama ini permintaan bunga di pasaran cukup tinggi, guna memenuhi kebutuhan tersebut, Pemkab Gianyar melalui dinas terkait selalu berusaha berivovasi meningkatkan produksi pertanian secara terintegrasi.

Sumber daya alam Gianyar akan selalu dikembangkan agar bisa memenuhi kebutuhan sendiri. "Peningkatan perekonomian yang signifikan dari sektor pertanian yang diolah terintegrasi, menjawab pemahaman generasi muda yang menganggap pertanian kurang menjanjikan," tegas Ketut Suweta.

Dirjen Holtikultura Kementrian RI, Hasanuddin Ibrahim mengapresiasi terhadap upaya dan terobosan yang dilakukan Pemkab Gianyar.

Tanaman holtikultura dan jenis bunga Heliconia sangat cocok ditanam di daerah yang memiliki ketinggian antara 500 hingga 1.000 meter di atas permukaan laut, di samping cuaca sejuk, komposisi tanah juga baik untuk jenis tanaman tersebut.

Jika dikembangkan lebih lanjut, petani holtikultura juga bisa mengembangkan wilayahnya menjadi daerah agro wisata. Menjadi petani holtikultura sesungguhnya bisa meningkatkan perekonomian.

Pelaksanaan kongres kali ini diharapkan bisa sebagai promosi wisata pedesaan Gianyar ke dunia internasional.

"Jika kawasan pedesaan dikembangkan menjadi eco tourism, maka warga desa tidak perlu ke kota mencari pekerjaan, cukup mengembangkan potensi wilayahnya," ujar Ibrahim.

Ia mengatakan, IHC merupakan salah satu cara membidik pasar bunga di Bali. Kebutuhan bunga dan tanaman obat di Bali cukup tinggi, disamping dipakai sarana upacara, jenis tanaman holtikultura juga dibutuhkan sebagai kebutuhan pariwisata dan pengobatan.

Kongres diharapkan bisa memotivasi masyarakat dalam mengembangkan sumber daya alam.

"Mengembangkan tanaman hias sangat berbeda dengan tanaman pangan, tanaman hias memerlukan promosi pemasaran, tersedianya pasar merupakan kunci suksesnya produksi holtikultura," ujar Hasanuddin Ibrahim. (WDY)

Pewarta: Oleh Putu Arthayasa

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014