Denpasar (Antara Bali) - Pengembangan subsektor peternakan dan perkebunan menjadi andalan petani Bali, karena kedua sektor itu memberikan kontribusi pendapatan terbesar bagi rumah tangga petani di Pulau Dewata.
"Hasil sensus pertanian 2013 menunjukkan secara makro kedua sektor andalan itu memberikan kontribusi sebesar 51,30 persen dari total pendapatan petani rata-rata sebesar Rp11,97 juta per rumah tangga tani setahun," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, usaha pengembangan subsektor peternakan mampu memberikan pendapatan sebesar Rp3,60 juta (30,04 persen) dan usaha tanaman perkebunan Rp2,54 juta atau 21,26 persen).
Pendapatan rumah tangga usaha pertanian di Bali sebenarnya rata-rata sebesar Rp35,61 juta per tahun atau Rp2,97 juta per bulan, yang diperoleh dari usaha yang dibagi dalam dua kelompok yakni sektor pertanian dan kegiatan di luar sektor pertanian.
Pendapatan dari sektor pertanian sebesar Rp11,97 juta (33,61 persen, penghasilan dari sektor luar pertanian Rp4,93 juta (13,83 persen), usaha lain yang produktif Rp4,85 juta (13,63 persen), penghasilan sebagai buruh tani Rp1,39 juta (3,91 persen) serta buruh di luar pertanian Rp12,47 juta atau 35,02 persen.
Panasunan Siregar menambahkan, khusus pendapatan yang bersumber dari bidang pertanian juga diperoleh dari tanaman padi sebesar Rp2,32 juta (19,41 persen), hortikultura Rp2,03 (19,99 persen) dan penangkapan ikan di laut Rp409.000 (3,42 persen).
Demikian pula tanaman palawija memberikan andil Rp315.000 (2,63 persen), tanaman kehutanan Rp291.000 (2,43 persen), budidaya ikan di laut Rp351.000 (1,26 persen) dan budidaya ikan di tambak Rp133.000 (1,12 persen).
Petani yang mengelola tanaman padi di Bali mencapai 147.887 rumah tangga (RT) atau 67,65 persen dari total rumah tangga tani yang ada di daerah ini sebanyak 218.591 rumah tangga tani.
Sisanya rumah tangga yang mengelola tanaman palawija sebanyak 101.289 rumah tangga, 30.585 rumah tangga mengelola komoditas ganda yakni padi dan palawija.
Dari 147.887 rumah tangga tanaman padi sebanyak 146.610 rumah tangga atau 99,14 persen mengelola tanaman padi sawah, sementara yang mengelola tanaman padi ladang hanya 1.324 rumah tangga atau 0,90 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Hasil sensus pertanian 2013 menunjukkan secara makro kedua sektor andalan itu memberikan kontribusi sebesar 51,30 persen dari total pendapatan petani rata-rata sebesar Rp11,97 juta per rumah tangga tani setahun," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, usaha pengembangan subsektor peternakan mampu memberikan pendapatan sebesar Rp3,60 juta (30,04 persen) dan usaha tanaman perkebunan Rp2,54 juta atau 21,26 persen).
Pendapatan rumah tangga usaha pertanian di Bali sebenarnya rata-rata sebesar Rp35,61 juta per tahun atau Rp2,97 juta per bulan, yang diperoleh dari usaha yang dibagi dalam dua kelompok yakni sektor pertanian dan kegiatan di luar sektor pertanian.
Pendapatan dari sektor pertanian sebesar Rp11,97 juta (33,61 persen, penghasilan dari sektor luar pertanian Rp4,93 juta (13,83 persen), usaha lain yang produktif Rp4,85 juta (13,63 persen), penghasilan sebagai buruh tani Rp1,39 juta (3,91 persen) serta buruh di luar pertanian Rp12,47 juta atau 35,02 persen.
Panasunan Siregar menambahkan, khusus pendapatan yang bersumber dari bidang pertanian juga diperoleh dari tanaman padi sebesar Rp2,32 juta (19,41 persen), hortikultura Rp2,03 (19,99 persen) dan penangkapan ikan di laut Rp409.000 (3,42 persen).
Demikian pula tanaman palawija memberikan andil Rp315.000 (2,63 persen), tanaman kehutanan Rp291.000 (2,43 persen), budidaya ikan di laut Rp351.000 (1,26 persen) dan budidaya ikan di tambak Rp133.000 (1,12 persen).
Petani yang mengelola tanaman padi di Bali mencapai 147.887 rumah tangga (RT) atau 67,65 persen dari total rumah tangga tani yang ada di daerah ini sebanyak 218.591 rumah tangga tani.
Sisanya rumah tangga yang mengelola tanaman palawija sebanyak 101.289 rumah tangga, 30.585 rumah tangga mengelola komoditas ganda yakni padi dan palawija.
Dari 147.887 rumah tangga tanaman padi sebanyak 146.610 rumah tangga atau 99,14 persen mengelola tanaman padi sawah, sementara yang mengelola tanaman padi ladang hanya 1.324 rumah tangga atau 0,90 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014