Gianyar (Antara Bali) - Staf khusus Presiden Bidang Informasi dan Komunikasi H. Heru Lelono didampingi Kadis Pertanian, Perhutanan dan Perkebunan Gianyar IGA Dewi Hariani memperkenalkan alat memanen padi.

"Alat bernama Zaaga ini untuk memudahkan petani saat panen padi dan memperkecil resiko kehilangan akibat panen tidak sempurna," kata pembuat alat panen tersebut, Agus Zamroni (48) didampingi H.Heru Lelono kepada petani Subak Biang Cuka, Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring, Rabu.

Dari sisi operasional penggunaan mesin atau lebih tepat disebut kendaraan pemanen padi itu hampir persis dengan penggunaan mesin pengolah tanah, atau traktor tangan.

"Kendaraan pemanen ini dilengkapi dengan "blower" pemisah antara gabah dengan potongan batang padi.

Gabah langsung ditampung dalam karung yang tergantung di bagian samping kendaraan. yang memiliki roda karet untuk mempermudah membawanya atau memindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Setelah di sawah bagian roda karet itu diganti dengan plat besi untuk digunakan di lahan persawahan saat memanen.

"Alat memanen tersebut didatangkan dengan harapan mampu mengatasi kelangkaan tenaga kerja saat memanen padi secara tradisional," kata Kadis IGA Dewi Hariani.

Salah seorang petani yang ikut menyaksikan peragaan tersebut mengaku cukup puas dengan hasil dari alat memanen padi yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk menyelesaikan lahan sekitar empat are.

"Gabah yang dipotong hampir tidak ada terbuang keluar, semuanya ditampung dalam karung. Pekerjaan tidak membutuhkan banyak tenaga, terangnya.

Sementara H.Heru Lelono menjelaskan, memanen dengan cara tradisional sebetulnya merugikan petani, karena akan kehilangan sekitar 10-12 persen gabah.

Namun dengan menggunakan alat memanen padi Zaaga, maka resiko kehilangan akan berkurang.

"Resiko kehilangan dengan menggunakan alat memanen padi Zaaga ini maksimal dua persen," ujar Heru Lelono.

Jika alat memanen padi ini sudah. mendapatkan sertifikat Hak Intelektual ( HAKI ) dari Kementerian Hukum dan HAM, rencananya, bulan ini akan didatangkan lagi sepuluh unit mesin memanen padi untuk diperkenalkan ke subak-subak lainnya di Gianyar.

Upaya itu diharapkan mampu mengatasi masalah yang selama ini dialami petani. Masalah harga, pihak pembuat belum menetapkan harga, karena saat ini tujuannya hanya sebatas perkenalan dan memerlukan sosialisasi lebih lanjut, tutur Heru Lelono. (WDY)

Pewarta: Oleh Putu Arthayasa

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014