Sanur (Antara Bali) - Pasar Sindhu, salah satu pasar tradisional di Sanur, Bali, yang telah direnovasi dan ditata bernuansa modern sebagai pendukung pariwisata, direncanakan diresmikan oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.

Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Selasa, meninjau pasar tersebut, guna mengetahui kesiapan untuk diresmikan oleh Menperdag yang dijadwalkan Rabu (4/8), bersamaan pembukaan Sanur Village Festival (SVF) 2010.

Meski sempat menyampaikan beberapa saran, Wali Kota Rai D Mantra merasa puas terhadap kesiapan peresmian pasar yang selama ini sudah sering dikunjunginya, seperti saat berolahraga pagi menggunakan sepeda.

Menurut dia, kehadiran pasar tradisional bernuansa modern dengan memperhatikan kebersihan dan model penataannya, akan memperkaya dan sekaligus menjadi salah satu pendukung daya tarik pariwisata Sanur.

Ketua Yayasan Pembangunan Sanur Ida Bagus Gede Sidharta Putra yang menyambut kehadiran Wali Kota itu mengatakan, untuk menjaga eksistensi pasar tradisional di tengah kepungan pasar modern, diperlukan penataan guna menarik minat masyarakat, termasuk wisatawan, untuk berbelanja.

"Kami bersama para pedagang menata pasar tradisional ini, sehingga mampu menyaingi kehadiran pasar modern yang semakin menjamur," kata Gusde, panggilan IB Sidharta Putra didampingi Kepala Pasar Sindhu Made Sudana.

Pada acara yang juga dihadiri Sekretaris Kota Denpasar AAN Rai Iswara bersama sejumlah pejabat lainnya, dijelaskan bahwa Pasar Sindhu dibangun kembali dari dana swadaya pedagang dan Yayasan Pembangunan Sanur.

Penataannya dibagi menjadi tiga peruntukan, yaitu sebagai pasar pagi yang menjual aneka sayuran dan kebutuhan rumah tangga lainnya, pasar seni menyediakan aneka barang seni, termasuk suvenir serta pasar senggol atau "food court" dengan berbagai pilihan makanan yang buka hingga malam hari.

"Pasar ini kami rancang dengan sentuhan modern, sehingga menjamin aspek kebersihan dan kenyamanan pengunjung. Kami berharap mampu menarik minat kunjungan wisatawan," ujarnya.

Sesuai arahan Wali Kota Denpasar, keberadaan Pasar Sindhu bernuansa modern diharapkan menjadi contoh bagi upaya penataan pasar lainnya, selain mampu menghilangkan kesan kumuh yang selama ini melekat pada pasar tradisional.

Menurut Made Sudana, pembangunan pasar pada areal seluas 51 are atau 5.100 meter persegi itu menghabiskan dana Rp3,5 miliar dan mampu menampung 361 pedagang yang sebagian besar merupakan masyarakat lokal.

Dari jumlah tersebut, 150 pedagang ditampung pada bangunan los, 78 merupakan pedagang aneka kebutuhan, termasuk barang seni dan suvenir, selebihnya pedagang musiman, seperti yang menjual aneka makanan.

"Penataan pedagang sesuai dengan jenis barang yang dijual, dapat mempermudah kunjungan pembeli, selain turut mendukung upaya menjaga kebersihan pasar," ujar Sudana.

Los di dalam Pasar Sindu terbagi menjadi tiga, yaitu los A khusus untuk para pedangang yang menjual perlengkapan upacara keagamaan dan buah-buahan, los B bagi pedagang sembako dan jajanan, sedangkan los C untuk penjual daging dan sejenisnya.

Setiap los di pasar tersebut disediakan tiga set bak sampah yang diperuntukkan bagi sampah organik, jenis plastik dan sisa makanan. "Ini mungkin yang pertama di Indonesia, pengelolaan dan pengolahan sampah pasar menerapkan cara seperti di hotel," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010