Amlapura (Antara Bali) - Puluhan hektare tanaman mangga dan jambu mete di Desa Tianyar Barat, Kubu, Karangasem, Bali terancam gagal panen karena hujan terus mengguyur daerah itu.

"Akibat hujan turun begitu lebat, bunga pohon  mangga dan jambu mete yang sudah mekar jadi rontok. Rontoknya bunga ini membuat tanaman otomatis tak berbuah, inilah yang membuat petani mangga dan mete di wilayah kami terancam gagal panen," kata Kepala Dusun Tamansari, Desa Tianyar Barat, Kubu, I Gede Daryana kepada ANTARA, Selasa.

Selain menderita gagal panen, petani juga mengalami kerugian karena sebelumnya membeli pelbagai macam obat-obatan untuk menyehatkan tanaman mangga dan jambu mete. "Kenyataannya sudah seperti ini, siapa yang mesti mereka keluhi," katanya.

Kondisi ini, kata Daryana, mencemaskan para petani karena saat ini hampir 80 persen petani menggantungkan hidupnya dari hasil tani mangga dan jambu mete. "Mereka hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa," ucapnya.

Sementara di Desa Tianyar Barat, puluhan hektare tanaman jambu mete di Desa Tulamben, Kubu, Karangasem  banyak mati akibat serangan hama akar putih. Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa  tahun belakangan ini. 

Warga desa itu, I Nyoman Oka Antara mengakui jambu  mete di wilayahnya banyak yang gugur dan tidak menghasilkan. "Pohonnya saja sudah mau mati karena terserang hama, bagaimana bisa berbuah," jelasnya.

Kondisi ini, kata Oka Antara membuat para petani di wilayahnya gagal panen dan dipastikan musim buah tahun ini para petani di wilayahnya akan menangis.

"Hal ini sudah saya rasakan dari sekarang,  masalah ini kami akan bahas masalah ini di gedung DPRD, sehingga kedepan masalah seperti ini tak muncul lagi," ujar anggota DPRD Karangasem ini. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010