Badung (Antara Bali) - Hari pertama pelaksanaan Festival Budaya Pertanian 2014 di Tukad Bangkung, Kabupaten Badung, Bali, Kamis, berhasil membukukan transaksi senilai Rp6,2 miliar.
"Angka itu belum termasuk transaksi yang akan terjadi di pasar Festival Budaya Pertanian di hari berikutnya, belum termasuk pasar rakyat, potensi parkir, dan lainnya," kata Bupati Badung Anak Agung Gde Agung.
Menurut dia, dalam upaya bersama mewujudkan pembangunan berkelanjutan Pemkab Badung telah berkomitmen membangun sinergitas tiga potensi ekonomi yang menjadi unggulan, yaitu pariwisata, pertanian, dan UMKM.
Komitmen itu telah diimplementasikan melalui lima prinsip dasar pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Badung yang salah satu program konkretnya melalui pelaksanaan Festival Budaya Pertanian.
Festival itu dilaksanakan berdasarkan suatu ide dasar, yaitu merevitalisasi pertanian sebagai ibu budaya masyarakat. Bangkitnya budaya pertanian diharapkan mampu menggugah kepedulian berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam mengembangkan berbagai potensi sosial ekonomi pertanian guna meningkatkan kesejahteraan terutama harkat dan martabat masyarakat petani.
"Merevitalisasi budaya pertanian perlu terus dilakukan untuk memperkokoh jati diri, semangat menyama braya, dan gotong royong yang selama ini telah terbukti dan teruji sebagai modal sosial utama yang menjadi pilar utama masyarakat Bali," ujarnya.
Selain dalam tataran tujuan makro, festival itu juga sejalan dengan tujuan MDGs yang mengisyaratkan perlunya keseimbangan pembangunan, ekologi, teknologi, budaya, spiritual, dan ekonomi kreatif.
Dimensi lain dari Festival Budaya Pertanaian meliputi spirit budaya pertanian, penciptaan market dan sinergi pertanian dengan pariwisata.
Festival yang digelar di sepanjang Jembatan Tukad Bangkung di Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, yang merupakan jalan utama yang menghubungkan tiga kabupaten yaitu Kabupaten Badung, Bangli, dan Buleleng.
Jembatan itu menjadi jembatan terpanjang di Bali dan diklaim sebagai tertinggi di Asia dengan panjang 360 meter, lebar 9,6 meter, dengan pilar tertinggi mencapai 71,14 meter, dan pondasi pilar 41 meter di bawah permukaan tanah.
Festival itu memamerkan berbagai komoditas hasil pertanian dan perkebunan yang berkualitas dengan harapan para pengunjung dan pembeli bisa melakukan transaksi dil okasi pameran tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Angka itu belum termasuk transaksi yang akan terjadi di pasar Festival Budaya Pertanian di hari berikutnya, belum termasuk pasar rakyat, potensi parkir, dan lainnya," kata Bupati Badung Anak Agung Gde Agung.
Menurut dia, dalam upaya bersama mewujudkan pembangunan berkelanjutan Pemkab Badung telah berkomitmen membangun sinergitas tiga potensi ekonomi yang menjadi unggulan, yaitu pariwisata, pertanian, dan UMKM.
Komitmen itu telah diimplementasikan melalui lima prinsip dasar pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Badung yang salah satu program konkretnya melalui pelaksanaan Festival Budaya Pertanian.
Festival itu dilaksanakan berdasarkan suatu ide dasar, yaitu merevitalisasi pertanian sebagai ibu budaya masyarakat. Bangkitnya budaya pertanian diharapkan mampu menggugah kepedulian berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam mengembangkan berbagai potensi sosial ekonomi pertanian guna meningkatkan kesejahteraan terutama harkat dan martabat masyarakat petani.
"Merevitalisasi budaya pertanian perlu terus dilakukan untuk memperkokoh jati diri, semangat menyama braya, dan gotong royong yang selama ini telah terbukti dan teruji sebagai modal sosial utama yang menjadi pilar utama masyarakat Bali," ujarnya.
Selain dalam tataran tujuan makro, festival itu juga sejalan dengan tujuan MDGs yang mengisyaratkan perlunya keseimbangan pembangunan, ekologi, teknologi, budaya, spiritual, dan ekonomi kreatif.
Dimensi lain dari Festival Budaya Pertanaian meliputi spirit budaya pertanian, penciptaan market dan sinergi pertanian dengan pariwisata.
Festival yang digelar di sepanjang Jembatan Tukad Bangkung di Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, yang merupakan jalan utama yang menghubungkan tiga kabupaten yaitu Kabupaten Badung, Bangli, dan Buleleng.
Jembatan itu menjadi jembatan terpanjang di Bali dan diklaim sebagai tertinggi di Asia dengan panjang 360 meter, lebar 9,6 meter, dengan pilar tertinggi mencapai 71,14 meter, dan pondasi pilar 41 meter di bawah permukaan tanah.
Festival itu memamerkan berbagai komoditas hasil pertanian dan perkebunan yang berkualitas dengan harapan para pengunjung dan pembeli bisa melakukan transaksi dil okasi pameran tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014