Denpasar (Antara Bali) - Ketua Tim Pemenangan Capres dan Cawapres Prabowo-Hatta Provinsi Bali, Ketut Sudikerta, mengingatkan para pendukungnya untuk mengutamakan stabilitas keamanan dalam menyikapi hasil rekapitulasi Pilpres 2014 pada 22 Juli mendatang.

"Siapapun pemenangnya nanti, seharusnya diterima dengan baik dan lapang dada. Kondusivitas dan stabilitas keamanan di Bali ini supaya terjaga sehingga masyarakat kita tetap bisa beraktivitas dengan baik dan lancar," katanya, di Denpasar, Minggu.

Menurut Ketua DPD I Partai Golkar Bali itu, stabilitas keamanan di Pulau Dewata sangat penting karena perekonomian daerahnya menggantungkan pada sektor pariwisata. Jangan sampai kepariwisataan Bali hancur dan kesejahteraan masyarakat terganggu gara-gara urusan pemilu presiden.

"Tolong hasil pilpres bisa disikapi dengan kejernihan hati untuk kebersamaan kita dan kemajuan Bali ke depannya," ucapnya yang juga Wakil Gubernur Bali itu.

Sudikerta juga meminta masyarakat pendukung, maupun jajaran parpol yang masuk dalam koalisi pendukung Prabowo-Hatta untuk tidak mudah terprovokasi karena hal tersebut tidak akan memberikan manfaat apa-apa.

"Siapapun yang menjadi presidennya, mari kita sama-sama dukung, agar sama-sama bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya demi kemakmuran masyarakat Indonesia," ujarnya sembari menampik adanya isu pengerahan massa dari pihaknya terkait hasil rekapitulasi Pilpres 2014.

Meskipun, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Bali hanya mendapatkan 614.241 suara (28,58 persen), Sudikerta juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan masyarakat Bali terhadap pasangan nomor urut 1 itu karena dukungan tersebut turut bermanfaat untuk menambah perolehan suara secara nasional.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali Made Mudarta berpandangan senada bahwa keamanan, kenyamanan, dan kedamaian di Pulau Dewata menjadi hal yang sangat penting mendesak. "Siapa pun yang nanti ditetapkan oleh KPU sebagai presiden terpilih, mari kita hormati bersama karena mereka itu putra-putra terbaik dan saudara kita," ujarnya.

Menurut dia, kalau ditemukan adanya indikasi kecurangan dan pelanggaran hukum dalam proses Pilpres, hal itu akan ditangani oleh tim advokasi hukum yang sudah disiapkan. Namun, para pendukung diharapkan tetap tenang dan damai dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Mudarta mengatakan perolehan suara Prabowo-Hatta sebesar 28,58 persen bukanlah lantas tidak mencapai target. Namun sesungguhnya capaian itu diklaim sudah berada jauh di atas prediksi berbagai lembaga survei. "Berbagai lembaga survei sebelumnya memprediksi perolehan suara Jokowi-JK di Bali bisa mencapai 93 persen, tetapi nyatanya Jokowi meraih 71,42 persen dan Prabowo 28,58 persen," ucapnya.

Pihaknya berpandangan pemilih yang memberikan suara ke Prabowo-Hatta mayoritas dari kalangan menengah atas yang teredukasi dengan baik.

"Angka 600 ribu lebih itu sudah luar biasa dan prestasi tersebut tidak terlepas karena kekompakan tim koalisi. Tentunya kami juga tidak boleh memaksakan pilihan rakyat karena masing-masing sudah punya pilihan, yang bisa kami sampaikan lebih pada visi-misi dan program calon presiden," kata Mudarta.

Pada pertemuan tersebut juga dihadiri oleh jajaran partai koalisi pendukung lainnya seperti Sekretaris PAN Bali Waras Priyangga, Ketua DPD Gerindra Bali Ida Bagus Putu Sukarta dan beberapa pentolan Partai Golkar Bali. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014