Denpasar (Antara Bali) - Penjualan gabah berkualitas rendah di Provinsi Bali menurun dari 18,3 persen pada bulan Mei 2014 menjadi 16,67 persen pada bulan Juni 2014.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Panusunan Siregar, di Denpasar, Jumat, memperkirakan bahwa berkurangnya petani menjual gabah dengan kadar air 25 persen dan kotoran 10 persen karena timbul kesadaran untuk menjemur dan membersihkan gabah secara maksimal, apalagi saat ini cuaca kondusif.

"Meskipun petani menjual gabah kualitas baik, harga di tingkat petani mengalami penurunan 0,05 persen pada Juni 2014 dibandingkan bulan sebelumnya," ujarnya.

Sementara itu, di tingkat penggilingan terjadi penurunan harga sebesar 0,34 persen. Meskipun demikian rata-rata harga gabah kualitas GKP pada Juni 2014 tetap berada di atas harga patokan pemerintah (HPP) yakni sebesar Rp3.640,66/kg di tingkat petani dan Rp3.712,41/kg di tingkat penggilingan.

Panusunan Siregar menambahkan bahwa transaksi gabah kering panen tertinggi di tingkat petani terjadi di Kabupaten Karangasem sebesar Rp3.909,46/kg untuk vaeritas Ciherang.

Sementara terendah terjadi di Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Klungkung dengan harga Rp3.400/kg untuk varietas Cigeulis dan Ciherang.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardana dalam kesempatan terpisah menjelaskan bahwa produktivitas tanaman padi di Bali rata-rata 58,60 kuintal per hektare selama 2013 atau melebihi produksi rata-rata nasional.

Produksi rata-rata persatuan hektare itu meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 58.09 kuintal GKP/hektare. Bali hingga kini memiliki lahan sawah seluas 81.625 hektare atau 14,53 persen dari luas daratan Pulau Dewata.

Lahan sawah tersebut sebagian besar masih berpengairan setengah teknis (90,25 persen), sisanya irigasi sederhana, irigasi desa (nonpekerjaan umum), dan sawah tadah hujan.

Pihaknya dalam tahun 2014 menargetkan produksi padi sebanyak 871.668 ton gabah kering giling (KGK), meningkat dari realiasi 2013 yang tercatat 881.175 ton.

Kondisi itu juga mengalami peningkatan dibanding produksi tahun 2012 yang tercatat 865.554 ton gabah kering giling.

Dua kali penanaman padi setiap tahun panen rata-rata seluas 150.741 hektare. Meskipun kebutuhan masyarakat Bali termasuk wisatawan terus meningkat, namun produksi itu masih mampu memenuhi kebutuhan domestik.

Kebutuhan konsumsi beras masyarakat Bali setiap tahunnya sekitar 451.327 ton atau rata-rata 130 kg perkapita pertahun, sehingga dari produksi itu masih ada kelebihan produksi beras (swasembada) sebanyak 47.974 ton.

Berdasarkan perhitungan selama tiga tahun terakhir periode 2009-2011 terdapat surplus beras 58.822 ton. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014