Riset Kelautan Indonesia Tertatih-Tatih

Selasa, 24 Juni 2014 10:56 WIB

Jakarta (Antara Bali) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut biaya yang mahal dan anggaran yang minim membuat riset dan penelitian kelautan Indonesia berjalan tertatih-tatih.

Deputi Ilmu Kebumian LIPI Iskandar Zulkarnain di Jakarta, Selasa, mengatakan dunia melihat laut bukan lagi sekadar lingkungan laut, tapi juga masa depan.

Degradasi lingkungan yang semakin menjadi-jadi di daratan, menurut dia, membuat para ahli di dunia mulai memperhatikan laut sebagai masa depan Bumi.

"Secara ekonomi Indonesia kehilangan Rp30 triliun dari Illegal Unreported Unregulated (IUU) fishing per tahun, belum lagi kerugian ekologi," ujar dia, sedangkan riset dan penelitian kelautan berjalan tertatih-tatih karena hambatan anggaran yang minim dan ongkos yang sangat mahal.

Riset kelautan di Indonesia menjadi tumpang tindih karena koordinasi antara instansi dan kementerian terkait yang tidak baik. "Selama ini masih terikat pada instansi masing-masing sehingga terkadang tumpang tindih," ujar dia.

Indonesia juga memerlukan perkuatan ilmu pengetahuan kelautan, sekaligus teknologi yang mampu mengantisipasi degradasi kelautan secara alami dan akibat ulah manusia.(WDY)

Pewarta: Oleh Virna P Setyorini

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014

Terkait

Kepala LIPI Belajar dari Fenomena Gojek

Kamis, 3 September 2015 8:16

Enam Siswa Wakili Denpasar Lomba LIPI

Rabu, 29 Oktober 2014 15:25

Iskandar Zulkarnaen Dilantik jadi Kepala LIPI

Sabtu, 18 Oktober 2014 6:39

Energi Baru-Terbarukan Jadi Prioritas Riset LIPI

Selasa, 14 Oktober 2014 14:15
Terpopuler