Denpasar (Antara Bali) - Industri kerajinan aneka pot hias Bali berbahan dasar beton mengalami kesulitan pemasaran, karena persaingan sesama perajin barang sejenis dan masuknya pot berbahan plastik.

"Kendala lainnya banyak perajin pot di Jawa yang memasarkan langsung produksi potnya ke Bali dengan kualitas lebih bagus dan motif yang ditawarkan juga lebih beragam," ujar Edi, salah seorang perajin pot bunga di Denpasar, Jumat.

Ia menjelaskan, pemasaran pot bunga perajin kecil hanya sebatas dipajang di rumah tidak sampai dibawa ke pasar Denpasar dan Badung, apalagi dibawa ke kabupaten lain atau keluar propinsi, karena modal kecil dan pot yang dibuat dari semen cor cukup berat dipindah-pindahkan.

Pendapatan dari menjual pot bunga tidak seberapa hanya sebagai tambahan penghasilan dalam keluarga bisa hidup sejahtera dari membuat pot.

Pot bunga yang dihasilkan hanyalah jenis ukuran sedang yang dibuat dari beton, harga yang ditawarkan juga jauh berbeda dari harga pot bunga yang ada di toko-toko yang bisa mencapai harga Rp300 ribu hingga Rp 500 ribu.

"Sedangkan harga pot yang dubuat pengusaha mikro biasanya berharga dari Rp 20 ribu hingga Rp100 ribu per unit," ujarnya.

Ia mengaku para perajin selain menjual pot biasanya juga sambil menjual bunga hias, karena setiap ada pembeli bunga hias biasanya menanyakan pot bunganya.

Edi mengakui untuk pot bunga dari bahan bahan daur ulang plastik, lanjut dia, memesan dari pasar. "Kami tidak membuatnya langsung di sini," ujarnya.

Menurut dia, jumlah pembuatan pot tidak menentu tergantung jumlah pot yang laku dan pembuatannya tidak dilakukan setiap hari, dalam seminggu paling banyak hanya sepuluh pot bunga dibuat, karena permintaan akan pot bunga masih sepi.

Ia menyayangkan banyakanya pot bunga berbahan plastik yang datang dari luar Bali membuat penjualan pot bunga berbahan beton semakin surut. Selain harganya yang lebih murah pot bunga yang berbahan plastik juga sudah dibuat dengan berbagai model dan ukuran yang menjadi persaingan.

"Bersyukur minat masyarakat akan pot bunga dari beton masih ada, tinggal ditambahkan berbagai variasi sebagai penghias potnya," ujar Edi.

Pihaknya mengakui apabila usaha pot tersebut lancar satu perajin bisa mengasilkan pot bunga enam sampai sepuluh pot bunga berukuran sedang dalam seharinya.

Kemudian jika mempekerjakan karyawan sebanyak enam orang bisa mengaslikan 60 pot bunga yang dijual seharga Rp100 ribu dan sudah dapat mencapai omset Rp 6 juta per hari.

"Namun sekarang ini sulit, karena banyak saingan," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014