Denpasar (Antara Bali) - Rektor IKIP PGRI Bali, DR. I Made Suarta, Masyarakat Bali cukup bangga terhadap mahasiswa IKIP PGRI merasa puas atas keberhasilan anak didiknya di ajang Pekan Olahraga dan Seni Nasional Mahasiswa (Porsenasma) di Semarang, Jawa Tengah.
"Di ajang itu mahasiswa kami meraih lima emas, satu perak, dan dua perunggu," katanya di Denpasar, Sabtu.
Prestasi atlet berusia muda IKIP PGRI pada akhir Mei lalu itu melampaui ajang serupa di Surabaya.
"Mahasiswa kami sebenarnya mampu mengumpulkan medali emas lebih banyak, jika tidak ada aturan baru yang melarang mahasiswa yang memiliki reputasi di tingkat nasional dan internasional ambil bagian di ajang itu," ujarnya.
Namun dia menyambut positif persyaratan itu demi pembibitan atlet.
IKIP PGRI Bali yang memiliki Program Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, dikenal sebagai gudangnya atlet nasional dan internasional di Pulau Dewata, seperti halnya Maria Natalia Londa, (Atletik), Kornelis Kawangu Langu ( tinju), I Gusti Ngurah Wisnu (Gatebal).
Tercatat pula Kadek Arisutara, Made Arista Dewi, Yoga Pranayama, Ketut Sulendra, Dewa Made Juniartana melejit di cabang silat Vovinam, dan banyak lagi atlet berusia muda muncul berlaga membela Merah putih di mancanegara.
"Saya bangga kepada mahasiswa yang mampu menyabet medali di kejuaraan Internasional," kata Suarta sambil menyebutkan, mahasiswanya Nadya Putri Virgita, peraih medali perak di kategori Deep Water Soloing pada kejuaraan panjat tebing "Krabi Rock and Fire Internasional Contest" di Krabi, Thailand.
Maria Londa, mahasiswa IKIP PGRI yang kini sedang mempersiapkan diri di Asian Games 2014 dan diharapkan mampu meraih prestasi terbaiknya di Incheon, Korea Selatan, September dan wanita ini tercatat sebagai atlet terbaik dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI). (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Di ajang itu mahasiswa kami meraih lima emas, satu perak, dan dua perunggu," katanya di Denpasar, Sabtu.
Prestasi atlet berusia muda IKIP PGRI pada akhir Mei lalu itu melampaui ajang serupa di Surabaya.
"Mahasiswa kami sebenarnya mampu mengumpulkan medali emas lebih banyak, jika tidak ada aturan baru yang melarang mahasiswa yang memiliki reputasi di tingkat nasional dan internasional ambil bagian di ajang itu," ujarnya.
Namun dia menyambut positif persyaratan itu demi pembibitan atlet.
IKIP PGRI Bali yang memiliki Program Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, dikenal sebagai gudangnya atlet nasional dan internasional di Pulau Dewata, seperti halnya Maria Natalia Londa, (Atletik), Kornelis Kawangu Langu ( tinju), I Gusti Ngurah Wisnu (Gatebal).
Tercatat pula Kadek Arisutara, Made Arista Dewi, Yoga Pranayama, Ketut Sulendra, Dewa Made Juniartana melejit di cabang silat Vovinam, dan banyak lagi atlet berusia muda muncul berlaga membela Merah putih di mancanegara.
"Saya bangga kepada mahasiswa yang mampu menyabet medali di kejuaraan Internasional," kata Suarta sambil menyebutkan, mahasiswanya Nadya Putri Virgita, peraih medali perak di kategori Deep Water Soloing pada kejuaraan panjat tebing "Krabi Rock and Fire Internasional Contest" di Krabi, Thailand.
Maria Londa, mahasiswa IKIP PGRI yang kini sedang mempersiapkan diri di Asian Games 2014 dan diharapkan mampu meraih prestasi terbaiknya di Incheon, Korea Selatan, September dan wanita ini tercatat sebagai atlet terbaik dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI). (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014