Jakarta (Antara Bali) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa
Gunung Sangeangapi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah
meletus pada Jumat pukul 15.55 Wita.
"Tinggi letusan 3.000 meter ke arah Barat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan, abu vulkanik sebagian besar jatuh ke laut.
Terkait dengan adanya letusan tersebut maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) terhitung mulai Jumat pukul 16.00 Wita.
Dia mengatakan, Pulau Sangeangapi bukan merupakan wilayah pemukiman permanen.
"Penduduk Sangeang daratan memiliki kebun di pulau tersebut sehingga saat terjadi letusan penduduk yang sedang berada di kebun melakukan evakuasi dibantu oleh BPBD Bima bersama SAR, TNI, dan Polri dari Pulau Sangeang menggunakan kapal," katanya.
Dia menambahkan, saat ini penduduk telah dievakuasi ke Sangeang darat.
"Bupati Bima dan BPBD Bima sudah berada di Desa Sangeang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima yang berjarak enam kilometer dari gunung. sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengirimkan logistik dan peralatan ke daerah tersebut.
"Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa," katanya.
Dia juga menambahkan, Pulau Sangeangapi adalah pulau vulkanik yang telah dikosongkan dari penduduk melalui transmigrasi lokal ke Kecamatan Wera (Sangeang darat) sejak tahun 1985. Transmigrasi dilakukan setelah letusan tahun 1953 dan tahun 1985.
"Terkait dengan letusan Gunung Sangeangapi tersebut maka masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di Pulau Sangeangapi. Gunung Sangeangapi adalah salah satu gunung yang cukup sering meletus seperti pada 1911, 1953, 1964-1967, 1985-1987, dan 1997-1999," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Tinggi letusan 3.000 meter ke arah Barat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan, abu vulkanik sebagian besar jatuh ke laut.
Terkait dengan adanya letusan tersebut maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) terhitung mulai Jumat pukul 16.00 Wita.
Dia mengatakan, Pulau Sangeangapi bukan merupakan wilayah pemukiman permanen.
"Penduduk Sangeang daratan memiliki kebun di pulau tersebut sehingga saat terjadi letusan penduduk yang sedang berada di kebun melakukan evakuasi dibantu oleh BPBD Bima bersama SAR, TNI, dan Polri dari Pulau Sangeang menggunakan kapal," katanya.
Dia menambahkan, saat ini penduduk telah dievakuasi ke Sangeang darat.
"Bupati Bima dan BPBD Bima sudah berada di Desa Sangeang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima yang berjarak enam kilometer dari gunung. sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengirimkan logistik dan peralatan ke daerah tersebut.
"Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa," katanya.
Dia juga menambahkan, Pulau Sangeangapi adalah pulau vulkanik yang telah dikosongkan dari penduduk melalui transmigrasi lokal ke Kecamatan Wera (Sangeang darat) sejak tahun 1985. Transmigrasi dilakukan setelah letusan tahun 1953 dan tahun 1985.
"Terkait dengan letusan Gunung Sangeangapi tersebut maka masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di Pulau Sangeangapi. Gunung Sangeangapi adalah salah satu gunung yang cukup sering meletus seperti pada 1911, 1953, 1964-1967, 1985-1987, dan 1997-1999," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014