Pamekasan (Antara Bali) - Fotografer LKBN Antara asal Madura, Jawa Timur, Saiful Bahri,
memamerkan foto karapan sapi hasil karya jurnalistiknya pada ajang
promosi budaya yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di
Turki, 10-12 Mei 2014.
Wartawan foto yang sahari-hari bertugas di Pulau Madura, Jawa Timur, ini satu dari tujuh fotografer asal Indonesia yang ikut memamerkan hasil jepretan kamera di bidang seni budaya pada ajang Ogrenci Bulumasi atau yang dikenal dengan acara Spring Festival yang digelar mahasiswa asal Indonesia dengan pemerintah dan perguruan tinggi di negara itu.
"Tujuan PPI mengikuti acara ini adalah untuk memperkenalkan Kebudayaan Indonesia baik kepada masyarakat Turki ataupun orang asing lainnya. Kami ingin menjadi duta besar dan diplomat people to people tentang Kebudayaan Indonesia," kata Ketua PPI Konya Hari Pebriantok dalam rilis kepada ANTARA, Selasa siang.
Kegiatan tahunan itu merupakan ajang promosi budaya dan tradisi dari berbagai negara di dunia dengan jumlah peserta mencapai 55 negara, antara lain Malaysia, Thailand, India, Chad, Somalia, Kosovo, Bosnia, Kazakhstan, Uzbekistan, dan lain-lain.
Para pelajar melalui perhimpunan pelajar masing-masing negara tersebut juga ikut andil meramaikan acara yang bertempat di taman budaya di pusat Kota Konya.
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Konya juga ikut berpartisipasi dalam ajang promosi seni budaya itu dengan membuat stand khusus bertema "Mini Indonesia".
Berbagai jenis kesenian tradisional dan budaya Indonesia di pamerkan, seperti Kesenian Angklung, Wayang Kulit, Rumah Adat, Baju Adat, Blankon, Rebana, Batik dan kuliner khas Indonesia.
Di samping itu, PPI Konya menampilkan Tari Saman dan Flashmob Tari Poco-Poco. Untuk melengkapi Mini Indonesia, panitia memamerkan foto-foto tradisi dan kebudayaan Indonesia.
"Ada tujuh orang fotografer yang hasil karyanya kami pamerkan pada ajang promusi seni budaya ini," kata Hari Pebriantok.
Ketujuh orang fotografer Indonesia itu masing-masing, Saiful Bahri (Madura), Bambang Muryanto (Yogyakarta), Franciscus Dondy (Yogyakarta), Rachma Safitri (Yogyakarta), Michael Aji Pradipta (Yogyakarta), Achmad Ody Widyantoro (Banyuwangi), dan Edu Badrus Saleh (Madura).
Keterlibatan PPI Konya pada ajang internasional ini sangat memberikan warna dan mendapatkan apresiasi positif. Beberapa pengunjung dari sejumlah negara mengaku kagum dengan kekayaan budaya Indonesia.
Para pelajar dari berbagai negara, seperti Andalusia, Spanyol dan Sudan banyak yang tertarik dengan budaya karapan sapi dan "Saronen Madura" yakni seni tradisional pengiring karapan sapi, meski bentuk pameran yang disajikan PPI tentang kebudayaan tradisional Madura ini hanya dalam bentuk foto.
Menurut Hari, PPI Konya bisa mengikuti ajang promosi budaya itu berkat dukungan fasilitas, berupa pinjaman alat peraga dari Kedutaan Besar Indonesia di Ankara dan merupakan yang ketiga kalinya dalam tiga tahun terakhir ini.
"Untuk tahun ini kami berhasil menampilkan Flashmob Tari Poco-Poco di tengah keramaian pengunjung. Mereka sangat antusias dengan kebudayaan Indonesia," kata Hari. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Wartawan foto yang sahari-hari bertugas di Pulau Madura, Jawa Timur, ini satu dari tujuh fotografer asal Indonesia yang ikut memamerkan hasil jepretan kamera di bidang seni budaya pada ajang Ogrenci Bulumasi atau yang dikenal dengan acara Spring Festival yang digelar mahasiswa asal Indonesia dengan pemerintah dan perguruan tinggi di negara itu.
"Tujuan PPI mengikuti acara ini adalah untuk memperkenalkan Kebudayaan Indonesia baik kepada masyarakat Turki ataupun orang asing lainnya. Kami ingin menjadi duta besar dan diplomat people to people tentang Kebudayaan Indonesia," kata Ketua PPI Konya Hari Pebriantok dalam rilis kepada ANTARA, Selasa siang.
Kegiatan tahunan itu merupakan ajang promosi budaya dan tradisi dari berbagai negara di dunia dengan jumlah peserta mencapai 55 negara, antara lain Malaysia, Thailand, India, Chad, Somalia, Kosovo, Bosnia, Kazakhstan, Uzbekistan, dan lain-lain.
Para pelajar melalui perhimpunan pelajar masing-masing negara tersebut juga ikut andil meramaikan acara yang bertempat di taman budaya di pusat Kota Konya.
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Konya juga ikut berpartisipasi dalam ajang promosi seni budaya itu dengan membuat stand khusus bertema "Mini Indonesia".
Berbagai jenis kesenian tradisional dan budaya Indonesia di pamerkan, seperti Kesenian Angklung, Wayang Kulit, Rumah Adat, Baju Adat, Blankon, Rebana, Batik dan kuliner khas Indonesia.
Di samping itu, PPI Konya menampilkan Tari Saman dan Flashmob Tari Poco-Poco. Untuk melengkapi Mini Indonesia, panitia memamerkan foto-foto tradisi dan kebudayaan Indonesia.
"Ada tujuh orang fotografer yang hasil karyanya kami pamerkan pada ajang promusi seni budaya ini," kata Hari Pebriantok.
Ketujuh orang fotografer Indonesia itu masing-masing, Saiful Bahri (Madura), Bambang Muryanto (Yogyakarta), Franciscus Dondy (Yogyakarta), Rachma Safitri (Yogyakarta), Michael Aji Pradipta (Yogyakarta), Achmad Ody Widyantoro (Banyuwangi), dan Edu Badrus Saleh (Madura).
Keterlibatan PPI Konya pada ajang internasional ini sangat memberikan warna dan mendapatkan apresiasi positif. Beberapa pengunjung dari sejumlah negara mengaku kagum dengan kekayaan budaya Indonesia.
Para pelajar dari berbagai negara, seperti Andalusia, Spanyol dan Sudan banyak yang tertarik dengan budaya karapan sapi dan "Saronen Madura" yakni seni tradisional pengiring karapan sapi, meski bentuk pameran yang disajikan PPI tentang kebudayaan tradisional Madura ini hanya dalam bentuk foto.
Menurut Hari, PPI Konya bisa mengikuti ajang promosi budaya itu berkat dukungan fasilitas, berupa pinjaman alat peraga dari Kedutaan Besar Indonesia di Ankara dan merupakan yang ketiga kalinya dalam tiga tahun terakhir ini.
"Untuk tahun ini kami berhasil menampilkan Flashmob Tari Poco-Poco di tengah keramaian pengunjung. Mereka sangat antusias dengan kebudayaan Indonesia," kata Hari. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014