Nay Pyi Taw (Antara Bali) - Menteri luar negeri dari negara Asia Tenggara pada Ahad
menggaris-bawahi dukungan bagi dialog guna mengatasi tantangan di
Thailand dan sepenuhnya dihormatinya ketentuan hukum dan prinsip
demokratis.
Menteri luar negeri yang berada di Nay Pyi Taw, Myanmar, untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi dan pertemuan yang berkaitan dengan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengatakan negara anggota terus mengikuti secara seksama perkembangan baru-baru ini di Thailand, lapor Xinhua.
Pada Rabu (7/5), Mahkamah Konstitusi Thailand mengeluarkan putusan yang dengan cepat menghasilkan penggulingan penjabat perdana menteri Yingluck Shinawatra sehubungan tuduhan penyalah-gunaan kekuasaan.
Penggulingan Yingluck memicu kerusuhan baru di Ibu Kota Thailand, Bangkok, pada Jumat (9/5), saat polisi menembakkan gas air mata ke arah pemrotes anti-pemerintah guna mencegah mereka menyerbu markas sementara pemerintah peralihan di pinggiran utara Bangkok.
Menteri luar negeri ASEAN mengatakan di dalam satu pernyataan sebelum berakhirnya pertemuan tingkat tinggi bahwa Pernyataan Kepala Negara ASEAN mengenai pembangunan di Thailand, yang dikeluarkan di Tokyo, Jepang, 14 Desember tahun lalu, demikian laporan Xinhua. Pernyataan itu juga "menggaris-bawahi pentingnya proses demokrasi dalam memulihkan hukum dan ketenangan, mendorong perujukan nasional dan kembalinya kondisi normal di Thailand".
"Negara anggota ASEAN menyampaikan keyakinan pada ketahanan rakyat Thailand guna mengatasi kesulitan saat ini dan siap menyampaikan semua dukungan yang memadai berdasarkan prinsip yang terdapat pada piagamnya," kata pernyataan itu. (WDY)
Penerjemah: Chaidar Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Menteri luar negeri yang berada di Nay Pyi Taw, Myanmar, untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi dan pertemuan yang berkaitan dengan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengatakan negara anggota terus mengikuti secara seksama perkembangan baru-baru ini di Thailand, lapor Xinhua.
Pada Rabu (7/5), Mahkamah Konstitusi Thailand mengeluarkan putusan yang dengan cepat menghasilkan penggulingan penjabat perdana menteri Yingluck Shinawatra sehubungan tuduhan penyalah-gunaan kekuasaan.
Penggulingan Yingluck memicu kerusuhan baru di Ibu Kota Thailand, Bangkok, pada Jumat (9/5), saat polisi menembakkan gas air mata ke arah pemrotes anti-pemerintah guna mencegah mereka menyerbu markas sementara pemerintah peralihan di pinggiran utara Bangkok.
Menteri luar negeri ASEAN mengatakan di dalam satu pernyataan sebelum berakhirnya pertemuan tingkat tinggi bahwa Pernyataan Kepala Negara ASEAN mengenai pembangunan di Thailand, yang dikeluarkan di Tokyo, Jepang, 14 Desember tahun lalu, demikian laporan Xinhua. Pernyataan itu juga "menggaris-bawahi pentingnya proses demokrasi dalam memulihkan hukum dan ketenangan, mendorong perujukan nasional dan kembalinya kondisi normal di Thailand".
"Negara anggota ASEAN menyampaikan keyakinan pada ketahanan rakyat Thailand guna mengatasi kesulitan saat ini dan siap menyampaikan semua dukungan yang memadai berdasarkan prinsip yang terdapat pada piagamnya," kata pernyataan itu. (WDY)
Penerjemah: Chaidar Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014