Jakarta (Antara Bali) - Pengamat politik Universitas Pelita Harapan
(UPH) Victor Silaen memaparkan pandangannya terkait "keuntungan dan
kerugian" yang mungkin terjadi jika Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie
(Ical) benar-benar berpasangan sebagai capres dan cawapres dalam
Pilpres 2014.
"Bagi Prabowo, secara politik, ini sebenarnya menguntungkan, karena dia mendapat mitra dan dukungan dari mesin politik yang kuat dan besar," kata Victor yang dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Pernyataan Victor terkait kemungkinan koalisi Gerindra-Golkar, dengan Prabowo sebagai capres dan Ical sebagai cawapresnya.
Dia mengatakan jika duet itu tercipta Prabowo akan "selamat" sampai ke tenggang waktu pendaftaran pasangan capres-cawapres ke KPU 18-24 Mei nanti. Sebab, selama ini menurut dia, Prabowo terlihat kesulitan mendapatkan mitra koalisi yang pasti untuk mendampingi partainya maju dalam pilpres.
"Selama ini Prabowo kesulitan mendapatkan mitra koalisi yang pasti sekaligus yang mau dan pas untuk diposisikan sebagai cawapresnya," kata dia.
Di sisi lain dia menilai duet itu juga merugikan Prabowo karena elektabilitas Ical yang tak bisa disangkal sangat rendah dan akan berdampak negatif terhadap elektabilitas Prabowo.
"Posisi Aburizal Bakrie sebagai cawapres akan membuat elektabilitas Prabowo sebagai capres yang sebelumnya cukup bagus kelak jadi melorot cukup signifikan, karena tak bisa disangkal elektabilitas Aburizal Bakrie memang rendah sekali," ujar dia.
Selain itu, pencalonan Aburizal Bakrie sebagai cawapres Gerindra dinilai juga akan mendapatkan tekanan dari internal Golkar, lantaran mandat Ical sejak awal adalah menjadi capres.
"Aburizal Bakrie pasti banyak dipersoalkan dalam Rapimnas karena mandat sebagai capres mendadak diubah menjadi cawapres secara sepihak oleh dirinya sendiri. Ini akan rawan konflik internal, dan beritanya tentu mempengaruhi publik, sehingga makin membuat publik tidak berselera untuk memilih Aburizal Bakrie di posisi mana pun dia berada," kata dia.
Pada Senin (5/5), Aburizal Bakrie melakukan kunjungan balasan ke kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor untuk membicarakan prospek koalisi antara Golkar dengan Gerindra.
Belum jelas betul apa wujud koalisi yang akan terjadi antara kedua partai karena kedua tokoh sudah secara resmi dideklarasikan sebagai capres oleh partainya masing-masing.
Wacana yang beredar adalah Ical dikabarkan mau mengalah dengan menjadi cawapres bagi Prabowo Subianto.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Bagi Prabowo, secara politik, ini sebenarnya menguntungkan, karena dia mendapat mitra dan dukungan dari mesin politik yang kuat dan besar," kata Victor yang dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Pernyataan Victor terkait kemungkinan koalisi Gerindra-Golkar, dengan Prabowo sebagai capres dan Ical sebagai cawapresnya.
Dia mengatakan jika duet itu tercipta Prabowo akan "selamat" sampai ke tenggang waktu pendaftaran pasangan capres-cawapres ke KPU 18-24 Mei nanti. Sebab, selama ini menurut dia, Prabowo terlihat kesulitan mendapatkan mitra koalisi yang pasti untuk mendampingi partainya maju dalam pilpres.
"Selama ini Prabowo kesulitan mendapatkan mitra koalisi yang pasti sekaligus yang mau dan pas untuk diposisikan sebagai cawapresnya," kata dia.
Di sisi lain dia menilai duet itu juga merugikan Prabowo karena elektabilitas Ical yang tak bisa disangkal sangat rendah dan akan berdampak negatif terhadap elektabilitas Prabowo.
"Posisi Aburizal Bakrie sebagai cawapres akan membuat elektabilitas Prabowo sebagai capres yang sebelumnya cukup bagus kelak jadi melorot cukup signifikan, karena tak bisa disangkal elektabilitas Aburizal Bakrie memang rendah sekali," ujar dia.
Selain itu, pencalonan Aburizal Bakrie sebagai cawapres Gerindra dinilai juga akan mendapatkan tekanan dari internal Golkar, lantaran mandat Ical sejak awal adalah menjadi capres.
"Aburizal Bakrie pasti banyak dipersoalkan dalam Rapimnas karena mandat sebagai capres mendadak diubah menjadi cawapres secara sepihak oleh dirinya sendiri. Ini akan rawan konflik internal, dan beritanya tentu mempengaruhi publik, sehingga makin membuat publik tidak berselera untuk memilih Aburizal Bakrie di posisi mana pun dia berada," kata dia.
Pada Senin (5/5), Aburizal Bakrie melakukan kunjungan balasan ke kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor untuk membicarakan prospek koalisi antara Golkar dengan Gerindra.
Belum jelas betul apa wujud koalisi yang akan terjadi antara kedua partai karena kedua tokoh sudah secara resmi dideklarasikan sebagai capres oleh partainya masing-masing.
Wacana yang beredar adalah Ical dikabarkan mau mengalah dengan menjadi cawapres bagi Prabowo Subianto.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014