Mobil SMK-Molina Tidak Terkait Politik

Minggu, 4 Mei 2014 20:58 WIB

Surabaya (Antara Bali) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, menegaskan, pernyataannya tentang mobil SMK dan mobil listrik nasional (Molina) tidak terkait persoalan politik sama sekali, kecuali faktor teknologi semata.

"Saya ingin menegaskan kembali tentang pernyataan saya terkait mobil SMK dan Molina. Tidak ada niat apa pun ketika saya bicara itu saat pameran dan peluncuran Molina pada 2 Mei lalu, tapi saya paham tahun ini tahun politik," katanya, dalam rilisnya, Minggu.

Dalam pernyataan sikap itu, Nuh menduga ada pihak-pihak yang mencoba sengaja memberi makna lain dan memperluas persoalan di luar konteks teknologi.

"Saya memahami itu karena sekarang tahun politik. Itu sebabnya saya perlu meluruskan dan menegaskan apa yang saya sampaikan agar tidak disalahpahami," kata mantan rektor ITS Surabaya itu.

Menurut Nuh, ungkapannya tentang mobil SMK dan Molina tidak lain untuk menjelaskan dua konsep pengembangan yang berbeda. Mobil SMK itu konsepnya merakit dari komponen-komponen yang sudah ada tanpa melalui riset.

"Lain halnya dengan Molina yang berbasis pada riset untuk menguasai teknologinya, jadi keduanya memiliki konsep yang berbeda, karena konsep satunya hanya merakit, sehingga jika akan diproduksi secara massal masih membutuhkan kajian-kajian," tuturnya.

Namun, Molina yang diawali riset, maka pijakannya cukup jelas dalam konsepnya, sehingga ke depan jika akan diproduksi massal akan nisbi lebih mudah. "Itu yang ingin saya sampaikan, tidak kurang dan tidak lebih," ucapnya.

Secara terpisah, Rektor ITS, Prof Tri Yuwono, menegaskan, Molina yang telah selesai dirancang tim ITS dan diluncurkan menteri pendidikan dan kebudayaan pada 2 Mei itu memang masih bersifat uji coba.

"Yang jelas, uji coba itu saja sudah menunjukkan bahwa kita sudah menguasai teknologinya, tapi untuk produksi massal perlu penguasaan bidang lain, seperti rekayasa pembuatan motor penggerak dan sistem mekanik di dalam negeri," ujarnya.

Ia memprediksi perubahan Molina dari uji coba hingga produksi akan memerlukan waktu hingga lima tahun mendatang. "Kalau sekarang sudah uji coba, insya-Allah produksi Molina akan terwujud pada 2019-2020," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Oleh Edy M Yakub

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014

Terkait
Terpopuler