Nusa Dua (Antara Bali) - Pemerintah tidak mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk tidak bepergian (travel warning) ke negara-negara di Timur Tengah terkait meninggalnya warga negara Indonesia di Arab Saudi akibat serangan wabah penyakit "Koronavirus".

"Sejauh ini tidak ada `tarvel warning`, akan tetapi tetap harus waspada," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, di Nusa Dua, Bali, Selasa.

Keputusan itu ditempuh setelah pihaknya mendapat kepastian bahwa WNI berinisial NA berusia 61 tahun yang meninggal saat dalam perawatan di salah satu rumah sakit di Jeddah, Arab Saudi, Minggu (27/4), akibat serangan Koronavirus, bukan wisatawan atau jemaah umrah.

"Yang bersangkutan sudah lama tinggal bertahun-tahun di Arab Saudi, bukan jemaah umrah," ujarnya ditemui seusai membuka pertemuan delegasi negara-negara Asia-Pasifik membahas pengendalian penyakit tidak menular itu.

Ditjen P2PL juga sudah menghubungi Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama serta asosiasi biro perjalanan haji dan umrah untuk menyampaikan kewaspadaan terhadap penyakit itu.

Selain itu, pihaknya juga menemui pihak Ditjen Asia-Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri yang membawahi wilayah Timur-Tengah untuk menyampaikan pesan serupa.

"Memang penyakit ini adanya di Jazirah Arab sejak dua tahun lalu. Baru-baru ini juga terjadi di Malaysia dan dalam sebulan terakhir kasusnya makin meningkat," kata Tjandra.

Virus tersebut menyerang paru-paru, namun hampir selalu diikuti penyakit lain. "WNI yang meninggal di Jeddah itu terserang Koronavirus pada paru-paru dan dia juga mengalami penyakit ginjal," ujarnya menjelaskan. (WDY)

Pewarta: Oleh M. Irfan Ilmie

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014